Jumat 07 Jul 2023 18:37 WIB

Sekutu Ukraina Tak Satu Suara, Jerman Menentang AS Kirim Bom Kluster

Jerman tetap akan menerapkan kesepakatan Oslo soal bom kluster.

Tim penyelamat Ukraina bekerja di lokasi ruangan bangunan setelah roket menghantam sebuah blok apartemen di Lviv, Ukraina, Kamis (6/7/ 2023).
Foto:

Menurut laman Cluster Munition Coalition, kampanye global masyarakat sipil untuk menghapus penggunaan bom kluster, AS dan Inggris menggunakan 13 ribu bom kluster berisi bomblet sebanyak 1,8 juta hingga 2 juta unit dalam tiga pekan serangan besar.

Ketika diluncurkan, bom kluster akan merilis bom-bom berukurkan lebih kecil (bomblet) dalam jumlah banyak, menyasar area yang sangat luas. Dengan kemampuan senjata ini, memberikan ancaman besar bag warga sipil karena bisa terkena bom tersebut saat masa perang. 

Tak hanya itu, setelah perang berakhir, ancaman juga mengintai warga sipil karena bom-bom kecil yang dirilis saat peneyarangan bom kluster ada yang tak berhasil meledak. Bisa saja kemudian meledak beberapa saat setelah masa perang.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan pejabat senior lainnya bahkan meminta tambahan stok senjata kluster ini dari para sekutunya.Mereka menilai, jenis senjata ini cara ampuh menembus pertahanan Rusia yang memperlambat serangan balik Ukraina. 

Hal senada disampaikan salah seorang pejabat AS kepada Times. Ia menyatakan, sangat jelas situasi di medan pertempuran Ukraina saat ini membuat bom kluster 100 persen dibutuhkan. Bulan lalu, pejabat Pentagon membahas isu ini juga.

Ia menyatakan, militer AS meyakini bom kluster akan berguna dalam membantu Ukraina. Namun, jelas dia, mereka belum memberikan persetujuan pengiriman untuk Kiev sebab perlu persetujuan kongres dan negara-negara sekutu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement