Sabtu 08 Jul 2023 07:34 WIB

AS Pastikan Kirim Senjata Mematikan, Bom Tandan ke Ukraina 

Putin menyatakan AS dan sekutunya akhirnya terlibat memperluas perang proksi.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan berbicara pada konferensi pers di Gedung Putih di Washington, Senin, 4 April 2022.
Foto:

Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov mengkritik keputusan AS mengirimkan bom tandan ini ke Ukraina. ‘’Kekejaman dan sinisme terbatang, dengan AS mengangkat isu mengenai pengiriman senjata mematikan ini ke Ukraina. Ini sebuah serangan,’’ ujarnya.   

Ia juga membayangkan risiko yang kelak terjadi. ‘’Sekarang, dengan kesalahan yang diambil AS, aka nada risiko bertahun-tahun bagi warga sipil karena bom-bom kecil yang gagal meledak ketika bom tandan dilepas,’’ ujarnya. 

Ukraina mengeklaim berhasil merebut kembali sejumlah desa di bagian selatan Ukraina sejak serangan balik pada awal Juni. Namun, senjata ampuh yang mereka miliki kurang dan membutuhkan pula dukungan serangan dari udara untuk melumpuhkan Rusia. 

‘’Terlalu dini untuk menilai bagaimana serangan balik Ukraina berjalan sebab kita baru saja berada pada fase permulaan,’’ kata Colin Kahl, wakil menteri pertahanan AS. Pengiriman bom tandan ke Ukraina juga mengundang polemik bagi sekutu Ukraina dan AS. 

Jerman menentang pengiriman bom tandan ke Ukraina, sehari setelah AS menyatakan keinginan untuk mengirim senjata tersebut. 

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyatakan, negaranya merupakan salah satu dari 111 negara penandatangan  Convention on Cluster Munitions (CCM), yang melarang penggunaan bom kluster. Sedangkan AS bukan merupakan penandatangan. 

Ditanya mengenai pernyataan pejabat AS yang ingin mengirimkan bom kluster ke Ukraina, Baerbock yang hadir dalam konferensi iklim di Wina, Austria, menyatakan,’’Saya mengikuti berita di media. Bagi kami, sebagai penandatangan, kami menerapkan kesepakatan Oslo.’’

Baerbock mengacu pada CCM, yang ditandatangani di ibu kota Norwegia, Oslo pada 2008. Konvensi ini melarang penggunaan, menyetok, memproduksi, dan mengirimkan senjata kluster ini ke tempat atau negara lain.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement