ECOWAS tidak berhasil membendung kudeta dan mencoba mengubah arah dengan Niger. Wilayah ini telah menyaksikan lima kudeta dalam tiga tahun terakhir, masing-masing dua di Mali dan Burkina Faso.
Presiden Nigeria Bola Tinubu memberi tahu anggota parlemen tentang niat ECOWAS untuk campur tangan secara militer di Niger jika para pemimpin kudeta tetap bandel.
Kekhawatiran akan junta mempersenjatai milisi sipil untuk melawan intervensi apa pun. “Saya khawatir junta akan dengan senang hati menggunakan rakyatnya sendiri sebagai umpan meriam atau perisai manusia, dan militer ECOWAS tidak memiliki catatan yang baik dalam menghindari kerusakan tambahan,” ujar peneliti yang berspesialisasi dalam Afrika Barat di Institut Hudson James Barnett.
Banyak orang di Niamey tampaknya tidak khawatir ECOWAS akan menggunakan kekerasan. Sementara yang lain bertanya-tanya mengapa blok regional tidak memiliki tekad yang sama untuk mengatasi kekerasan ekstremis.
“Jika ECOWAS memiliki tentara, itu bisa memobilisasi 1.000 tentara per negara, 15.000 tentara. Jika ECOWAS serius, mengapa tidak mempertimbangkan untuk memobilisasi 15.000 tentara untuk membantu Mali, Burkina, dan Niger, yang sedang mengalami ketidakamanan?” kata Presiden kelompok aktivis Dynamic Citizen Annassa Djibrilla.
Sekitar 25 juta orang Niger tinggal di salah satu negara termiskin di dunia, dan setiap pemotongan bantuan asing bisa menjadi bencana. Warga sudah merasakan efeknya setelah ECOWAS menangguhkan semua transaksi komersial dan keuangan antara negara anggotanya dan Niger dan membekukan aset Niger yang disimpan di bank sentral regional.
Sanksi blok itu termasuk menghentikan transaksi energi dengan Niger, yang mendapat hingga 90 persen kekuatannya dari Nigeria. Awal pekan ini, transmisi listrik dari Nigeria ke Niger terputus.