REPUBLIKA.CO.ID, BAGDAD -- Pengadilan Irak menjatuhkan hukuman penjara kepada 18 petugas polisi setelah dinyatakan bersalah karena gagal mencegah pengunjuk rasa membakar kedutaan Swedia di Bagdad pada Juli 2023. Massa mengamuk di kedutaan tersebut atas kabar rencana pembakaran Alquran di Stockholm.

Pengadilan di Baghdad menjatuhkan hukuman mulai dari 18 bulan hingga tiga tahun pada Selasa (12/9/2023). Laporan ini diketahui dari salinan putusan yang diperoleh Reuters dan dikonfirmasi oleh dua pejabat Kementerian Dalam Negeri Irak.

Dalam laporan itu menyatakan, bahwa para petugas tersebut dihukum karena tidak melakukan tugas untuk melindungi kedutaan Swedia dan menghentikan orang-orang yang menyerbu serta membakarnya. Putusan dan hukumannya dapat diajukan banding.

Sebuah sumber di pemerintah mengkonfirmasi hukuman penjara tersebut. Dia mengatakan, bahwa putusan tersebut menunjukkan negara Irak berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban orang-orang atas kekerasan yang terjadi.

Ratusan pengunjuk rasa menyerbu kedutaan Swedia di Bagdad pada Juli dan membakarnya karena rencana pembakaran Alquran di Stockholm. Pengunjuk rasa anti-Islam salah satunya adalah imigran Irak di Swedia Salwan Momika yang membakar Alquran di luar masjid Stockholm pada Juni. Dia telah mengajukan dan mendapat izin dari polisi Swedia untuk membakar Alquran di luar kedutaan Irak ketika itu.

Pembakaran tersebut menyebabkan kemarahan di dunia Muslim, memicu protes selama berminggu-minggu di Irak. Peristiwa ini pun menimbulkan perselisihan diplomatik antara Bagdad dan Stockholm yang menyebabkan pengusiran duta besar Stockholm dan menarik kembali perwakilan Bagdad di Stockholm.

Ikuti Whatsapp Channel Republika