Kamis 19 Oct 2023 16:35 WIB

Kompak, Cina dan Rusia Sama-Sama Usulkan Ini Sebagai Jalan Keluar Konflik Israel-Palestina

Presiden Cina memuji peran vital Mesir dalam membantu meredakan situasi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Warga Palestina berjalan melewati puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza pada Rabu, (11/10/2023)WIB.
Foto: AP Photo/Hassan Eslaiah
Warga Palestina berjalan melewati puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza pada Rabu, (11/10/2023)WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Cina dan Rusia kembali menyuarakan pendapat mereka bahwa konflik Israel-Palestina hanya bisa diselesaikan lewat solusi dua negara. Artinya, Palestina harus berdiri sebagai negara merdeka dan berdaulat.

“Jalan keluar mendasar dari konflik Palestina-Israel yang berulang adalah dengan menerapkan solusi dua negara, mendirikan negara Palestina yang merdeka, dan mencapai hidup berdampingan secara damai antara Palestina dan Israel,” kata Presiden Cina Xi Jinping saat bertemu Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly di Beijing, Kamis (19/10/2023), dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

Xi pun sempat menyinggung situasi di Jalur Gaza saat ini. “Prioritas utama adalah menghentikan pertempuran sesegera mungkin, mencegah konflik menyebar, atau bahkan lepas kendali dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah,” ujarnya.

Terkait hal itu, Xi memuji peran vital Mesir dalam membantu meredakan situasi. Xi menekankan, Cina mendukung upaya Mesir membuka koridor kemanusiaan di Jalur Gaza. “Cina akan lebih banyak berkoordinasi dengan Mesir dan negara-negara Arab lainnya untuk mengupayakan solusi yang komprehensif, adil, dan langgeng terhadap permasalahan Palestina,” ucapnya.

Sama seperti Xi, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev juga menyatakan bahwa solusi dua negara adalah kunci untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. “Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini untuk selamanya adalah dengan mendirikan negara Palestina sepenuhnya, melaksanakan semua keputusan politik mendasar yang dibuat sejak tahun 1947,” ujar Medvedev dalam opininya untuk surat kabar Izvestia, dikutip laman kantor berita Rusia, Kamis.

Namun Medvedev menilai, prospek solusi dua negara agak kabur menyusul pertempuran yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. “Saat ini, hanya sedikit yang tertarik dengan hal tersebut (solusi dua negara), karena mengejar tujuan militer saat ini,” katanya.

Sejak pertempuran antara Hamas dan Israel pecah pada 7 Oktober 2023 lalu, setidaknya 3.478 warga Palestina di Jalur Gaza telah terbunuh akibat serangan Israel. Sementara warga Israel yang tewas akibat serangan Hamas mencapai lebih dari 1.400 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement