Di negara lain pun melakukan hal yang sama. Warga Yordania memilih untuk memboikot merek-merek yang mendukung Israel dan menggalangkan kampanye “Dukungan Lokal”.
Banyak perusahaan yang meluncurkan bursa kerja kecil, menawarkan peluang kerja bagi karyawan yang berisiko tinggi kehilangan pekerjaan atas gerakan itu.
Pengguna media sosial Faten Mousa mengatakan dikutip dari The Jordan Times, solidaritas ini memberikan semangat dan menunjukkan bahwa komunitas Yordania menghargai persatuan dan tindakan kolektif. “Kampanye ini mewakili upaya sadar untuk membangun perekonomian lokal yang lebih kuat,” kata Mousa.
Mousa menegaskan, jelas bahwa kampanye ini lebih dari sekedar pernyataan politik. Kampanye tersebut merupakan bukti ketahanan bangsa Yordania dan bukti kekuatan boikot yang dilakukan secara sadar.
Sedangkan di Inggris, sejarawan terkemuka menolak hadiah akademis Israel senilai ratusan ribu poundsterling. Profesor Catherine Hall dari University College London menolak penghargaan penelitian dengan menggambarkan keputusannya itu sebagai pilihan politik independen.
Ahli dalam sejarah kolonial ini seharusnya menerima hadiah dari Dan David Foundation dalam sebuah upacara di Tel Aviv pada 28 Oktober, tetapi dia menolak untuk hadir. Dia termotivasi untuk menolak penghargaan tersebut setelah berbicara dengan gerakan BDS.