Ahad 26 Nov 2023 08:24 WIB

Para Ayah Menyambut Haru Pembebasan Anak Mereka dari Penjara Israel

Pembebasan tahanan sangat menyentuh hati masyarakat Palestina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Mantan tahanan wanita Palestina Hanna Barghouti, yang dibebaskan oleh otoritas Israel, mengenakan ikat kepala Hamas saat dia diterima oleh para pendukungnya setibanya di kota Beitunia, Tepi Barat, Jumat (24/11/2023). Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan pembebasan sandera sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata selama empat hari. Sebanyak 50 sandera Israel dibebaskan oleh Hamas dan 150 wanita Palestina serta anak-anak yang ditahan di penjara Israel dibebaskan oleh Israel.
Foto:

Sejak 7 Oktober, ketika Hamas menyandera sekitar 240 warga Israel dan warga negara asing dalam serangan mengejutkan di Israel selatan, warga Palestina bertanya-tanya tentang nasib para tahanan mereka sendiri. Israel memiliki sejarah dalam menyetujui pertukaran yang tidak seimbang.  Pada 2011, Hamas meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina dengan imbalan satu tentara Israel yang ditawan, Gilad Schalit.

Pembebasan tahanan sangat menyentuh hati masyarakat Palestina.  Hampir setiap warga Palestina mempunyai kerabat yang dipenjara atau pernah dipenjarakan.  Kelompok hak asasi manusia memperkirakan bahwa lebih dari 750.000 warga Palestina telah ditahan penjara-penjara Israel sejak Israel merebut Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur pada 1967.

Israel memandang tahanan Palestina sebagai teroris. Sedangkan warga Palestina menyebut mereka dengan kata Arab yang berarti tawanan perang. Palestina menghabiskan sebagian besar dana publik untuk mendukung para tahanan dan keluarga mereka.  Israel dan Amerika Serikat mengecam pemberian bantuan kepada keluarga tahanan sebagai insentif untuk melakukan kekerasan.

“Pertukaran tahanan seperti ini sering kali menjadi satu-satunya harapan keluarga agar putra atau ayah mereka dibebaskan sebelum tahun-tahun berlalu,” kata Amira Khader, petugas advokasi internasional di Addameer, sebuah kelompok yang mendukung tahanan Palestina. 

“Itulah tujuan hidup mereka, (pembebasan tahanan) ini seperti keajaiban dari Tuhan," kata Khader.

Sejak serangan Hamas, Israel telah meningkatkan tindakan keras di Tepi Barat selama berbulan-bulan terhadap warga Palestina yang dicurigai memiliki hubungan dengan Hamas dan kelompok pejuang lainnya.  Banyak tahanan yang dihukum oleh pengadilan militer, yang mengadili warga Palestina dengan tingkat hukuman lebih dari 99 persen. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan, warga Palestina sering kali tidak menjalani proses hukum dan dipaksa untuk mengakui kesalahan yang tidak mereka perbuat.

Direktur Klub Tahanan Palestina, Qadura Fares mengatakan, saat ini terdapat 7.200 warga Palestina di penjara Israel. Lebih dari 2.000 orang ditangkap sejak 7 Oktober. Menurut Klub Tahanan Palestina, Israel kini menahan 2.200 warga Palestina dalam penahanan administratif. 

sumber : AP

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement