Jumat 05 Jan 2024 19:45 WIB

AS Sebut Rusia Gunakan Rudal yang Dipasok Korut untuk Serang Ukraina

Rusia meluncurkan setidaknya satu rudal balistik ke wilayah Zaporizhzhia.

Rusia menggunakan rudal balistik yang dipasok oleh Korea Utara dalam serangkaian serangan terhadap Ukraina selama libur tahun baru.
Foto:

Peralatan yang dicari termasuk jet tempur, rudal darat ke udara, kendaraan lapis baja, peralatan untuk membuat rudal-rudal balistik, dan teknologi canggih lainnya.

Sementara itu, Rusia sedang dalam negosiasi dengan Iran untuk memperoleh rudal balistik jarak pendek. Negosiasi ini bertujuan untuk membantu Rusia mengisi kembali persediaan senjatanya yang telah habis selama perang di Ukraina.

AS belum dapat memastikan apakah kesepakatan telah tercapai, tetapi Washington khawatir bahwa perundingan tersebut sedang berlangsung secara aktif, kata Kirby.

Dugaan terkait upaya Rusia untuk meningkatkan persediaan senjatanya terjadi ketika permintaan bantuan militer lebih dari 60 miliar dolar AS dari Presiden AS Joe Biden untuk Ukraina pada Oktober tertunda di Kongres AS.

Pemerintahan Biden telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka telah kehabisan dana yang dialokasikan oleh Kongres untuk membantu pasukan Kiev.

“Respons paling efektif terhadap kekerasan mengerikan yang dilakukan Rusia terhadap rakyat Ukraina adalah dengan terus memberikan Ukraina kemampuan pertahanan udara yang penting dan peralatan militer lainnya," kata Kirby.

"Kami membutuhkan Kongres untuk menyetujui permintaan dana tambahan kami untuk Ukraina tanpa penundaan,” kata Kirby.

“Rusia mengandalkan negara-negara sahabatnya untuk menambah persediaan militernya... Iran dan DPRK sedang berada di pihak Rusia," kata dia menambahkan.

Korea Utara berada di bawah embargo senjata PBB sejak 2006. Embargo tersebut diperketat secara berkala, dan saat ini mencakup larangan impor dan ekspor hampir semua jenis senjata.

 

Transfer senjata yang dilakukan Pyongyang baru-baru ini dijadwalkan akan dibahas oleh Dewan Keamanan PBB pada 10 Januari, menurut Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement