Kesaksian yang sama juga disampaikan oleh Jihad Mohammad. Ia menuturkan saat sedang menunggu bantuan, terdengar suara tembakan ke arah mereka. Ketika ditanyaka apakah Israel menembaka mereka secara sengaja, Jihad Mohammad membenarkan. "Benar, mereka menggunakan tank, tentara dan pesawat terbang (drone)," tuturnya.
Menurut otoritas kesehatan setempat setidaknya 115 orang terbunuh dala insiden memilukan tersebut. Tindakan Israel menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk Indonesia.
Melalui akun Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI di media sosial X, Sabtu, Indonesia mengecam keras pembantaian pada Kamis (29/2/2024) yang menewaskan lebih dari 100 warga sipil Palestina. Indonesia juga mengkritik DK PBB, yang dianggapnya lamban merespons agresi militer Israel di Jalur Gaza. Indonesia mendesak badan tersebut segera memerintahkan gencatan senjata.
“Apakah tragedi kemanusiaan ini masih belum cukup bagi Dewan Keamanan PBB menyepakati Resolusi mengenai gencatan senjata?” kata Kemlu RI.
Afrika Selatan (Afsel) juga menilai bahwa tragedi kematian rakyat Palestina yang menunggu bantuan di Gaza melanggar perintah sementara Mahkamah Kejahatan Internasional. Afsel menuduh Israel melakukan genosida di Gaza.