Senin 27 May 2024 21:52 WIB

Geram dengan Pengeboman Rafah, Tentara Mesir Baku Tembak dengan IDF

Seorang tentara Mesir dilaporkan gugur dalam baku tembak tersebut.

Ambulans melintasi perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza, Rabu, 3 April 2024.
Foto:

Reuters sebelumnya melaporkan, perjanjian damai antara kedua negara tak akan menghalangi Mesir untuk menggunakan “semua skenario untuk menjaga keamanan nasional dan hak-hak historis warga Palestina”. Hal ini dilansir Al Qahera News TV yang berafiliasi dengan negara mengutip apa yang disebut sumber tingkat tinggi pada Selasa pekan lalu.

Laporan tersebut muncul ketika ketegangan meningkat antara Mesir dan Israel mengenai operasi militer Israel di dan sekitar kota Rafah di ujung selatan Jalur Gaza, tepat di seberang perbatasan Mesir. 

Israel dan Mesir menandatangani perjanjian perdamaian pada tahun 1979 dan selama bertahun-tahun telah bekerja sama erat dalam bidang keamanan di perbatasan bersama dan di perbatasan antara Gaza dan Mesir.

Namun Kairo telah memperingatkan bahwa hubungan tersebut dapat dirusak oleh agresi Israel di Gaza. Dikatakan serangan di Rafah menghalangi penggunaan penyeberangan Rafah untuk pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Gaza.

Israel mengumumkan pada 7 Mei bahwa mereka telah mengambil kendali operasional penyeberangan tersebut. Sumber keamanan Mesir mengatakan Mesir menentang kehadiran Israel di sana dan ingin Israel mundur.

Sejak serangan Israel ke Jalur Gaza dimulai pada 7 Oktober, Mesir telah menyatakan keprihatinannya bahwa kampanye Israel dapat mendorong penduduk wilayah kantong Palestina melintasi perbatasannya, yang mana hal ini telah meningkatkan keamanan. Mesir menyatakan penolakannya terhadap pengungsian sebagai bentuk pembelaan terhadap hak-hak historis warga Palestina.

 
photo
Tiga Front Perlawanan Palestina - (Republika)

Konflik bersenjata bisa dipastikan akan membuat Israel semakin terpojok. Israel secara langsung berbatasan dengan mesir sepanjang 206 kilometer di selatan. Sementara sejauh ini, Israel secara reguler telah dibombardir kelompok Hizbullah dari Lebanon di perbatasan utara.

Sementara perlawanan di Tepi Barat di bagian Timur juga masih merepotkan tentara penjajahan Israel. Di Gaza, perlawanan masih terus berlangsung dengan sengit. Faksi-faksi pejuang Palestina belum menunjukkan tanda-tanda akan mengendurkan serangan mereka yang sebulan belakangan terus menewaskan tentara penjajah.

 

Kelompok Houthi dari Yaman juga terus mengadang kapal-kapal komersial menuju Israel, sebagai tekanan untuk menghentikan serangan di Gaza. Blokir di Laut Merah tersebut telah menimbulkan kerugian yang mengancam perekonomian Israel. Aksi Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa di Laut Merah sejauh ini belum berhasil melenyapkan ancaman dari Yaman tersebut.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement