Rabu 11 Oct 2017 18:47 WIB

Ditelanjangi, Tiga Pelajar Tuntut Maskapai Israel

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Joko Sadewo
Maskapai Israel El Al.
Foto: Reuters
Maskapai Israel El Al.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Tiga pelajar menuntut dua maskapai penerbangan Israel atas pelecehan seksual. Ketiga pelajar itu diminta telanjang dengan alasan mengikuti prosedur keamanan.

Tiga pelajar itu pelajar S2 Hebrew University of Jerusalem dan merupakan warga Palestina di Israel. Pelecehan seksual itu terjadi saat mereka dalam perjalanan pulang dari Beograd pada Oktober 2016. Saat itu, mereka diberitahu bahwa mereka tidak dapat naik pesawat ke Tel Aviv kecuali jika mereka setuju untuk ditelanjangi untuk mencari barang yang dianggap berbahaya.

"Saya mendengar kepala petugas keamanan mengatakan kepada petugas wanita, jika saya tidak melepas bra saya, saya tidak akan naik ke pesawat," kata salah seorang pelajar wanita tersebut seperti dilansir Aljazirah, Rabu, (11/10).

"Saya tidak bisa bicara. Itu mengejutkan. Saya benar-benar menanggalkan semua pakaian bagian atas tubuh saya. Itu menyakitkan," katanya.

Salah satu wanita pingsan saat dilakukan pemeriksaan yang berlangsung dua jam dan dilakukan oleh personel keamanan Israel. Para pelajar menuntut maskapai El Al dan Arkia, menuduh mereka melakukan profiling etnik.  

Pencarian tersebut sangat melampaui batas dan merupakan serangan seksual.

Pelajar wanita itu membeli tiket dari Arkia Airlines, sementara EI AI menangani pemeriksaan keamanan untuk maskapai penerbangan Israel. "Pencarian tidak beralasan," kata Anwi Bana, pengacara pelajar tersebut.

"Para wanita tersebut tidak bertindak mencurigakan dan tidak ada intelijen yang menunjukkan bahwa wanita tersebut merupakan ancaman keamanan," ujar Anwi.

"Setiap tindakan yang diambil oleh petugas keamanan El Al dipantau dan dicek. El Al melakukan yang terbaik untuk menjaga setiap prosedur keamanan tetap sopan dan toleran, "kata El Al dalam sebuah pernyataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement