Jumat 22 May 2015 02:23 WIB

Soal Rohingya, Myanmar Ditekan dari Segala Penjuru

Rep: C93/ Red: Ilham
Presiden Thein Sein
Foto: AP
Presiden Thein Sein

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Myanmar, Thein Sein ditekan dari segala penjuru soal perlakuan negara itu terhadap etnis Rohingya. Petinggi negara-negara Asean dan pejabat senior Amerika Serikat menekan Thein Sein agar lebih intensif melakukan pembicaraan diplomatik guna menemukan solusi bagi para pengungsi Rohingya, Jumat (22/5).

Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman dan Menteri Luar negeri Indonesia, Retno Marsudi akan segera membicarakan solusi untuk Rohingya di Myanmar. Hal itu dilakukan setelah kedua negara mengumumkan siap menyediakan tempat penampungan sementara untuk sekitar 7 ribu pengungsi Rohingya.

Nation Multimedia melaporkan, Menterian Luar Negeri Malaysia Anifah telah berada di Nay Pyi Taw untuk bertemu Menteri Luar Negeri Myanmar, Wunna Maung Lwin untuk mendiskusikan isu perdagangan manusia, khususnya penyelundupan manusia di Asia Tenggara. Begitu pun, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken telah bertemu dengan para pejabat Myanmar dan Bangladesh soal solusi bagi para pengungsi Rohingya.

 

"Kami akan berbicara langsung kepada pemerintah Myanmar mengenai tanggung jawab (mereka) dalam memperbaiki kondisi di negara bagian Rakhine sehingga warganya tidak lagi mengambil resiko dan terlunta-lunta di laut," kata Blinken.

 

Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Marie Harf menambahkan, Amerika siap untuk membantu negara-negara di wilayah Asean dalam menyelamatkan pengungsi Rohingya. "Kami memiliki kewajiban umum untuk menjawab panggilan pengungsi ini," katanya.

 

Menurut Harf, pemerintah Myanmar adalah akar masalah yang membuat pengungsi Rohingya melarikan diri dari negaranya. Myanmar membuat kebijakan yang tidak mengakui mereka sebagai kelompok etnis warga negara Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement