Jumat 20 Oct 2017 13:05 WIB

Asahi: Kaisar Akihito Turun Takhta Akhir Maret 2019

Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko
Foto: Reuters/POOL ZUMAPRESS
Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kaisar Jepang Akihito kemungkinan turun takhta pada akhir Maret 2019. Putra Mahkota Naruhito menggantikannya pada April.

Peristiwa turun takhta ini merupakan yang pertama dilakukan Raja Jepang selama hampir dua abad, menurut surat kabar Asahi, Jumat (20/10). Pemerintah sedang dalam tahap finalisasi jadwal, demikian Asahi mengutip beberapa sumber.

Pada Juni, parlemen Jepang mengeluarkan undang-undang yang mengizinkan Kaisar Akihito turun takhta dan pemerintah Jepang perlu memastikan rinciannya termasuk waktunya. Namun juru bicara pemerintah Jepang membantah laporan Asahi.

"Kami tidak mengetahui laporan tersebut dan tidak ada fakta seperti itu," ujar Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam sebuah konferensi pers.

"Kami akan terus berdiskusi dengan tepat dan akan melakukan yang terbaik untuk melakukan prosesi turun takhta kaisar dengan lancar," katanya.

Akihito (83 tahun) yang telah menjalani operasi jantung dan pengobatan kanker prostat, mengatakan dalam pidato publik yang langka tahun lalu dia khawatir usia mungkin akan menyulitkan dirinya untuk terus memenuhi tugasnya. Dia akan digantikan oleh Naruhito (57) dan sebuah era baru akan dimulai dari 1 April, Asahi melaporkan.

Hukum pengunduran diri, yang berlaku hanya untuk Akihito dan bukan bagi kaisar masa depan, termasuk sebuah resolusi membahas keputusan membiarkan bangsawan perempuan tinggal di keluarga kekaisaran setelah menikah, namun tidak menyentuh topik kontroversial yang memungkinkan perempuan untuk mewarisi.

Asahi mengatakan jadwal turun takhta yang direncanakan pada 2019, akan meminimalkan dampak kepada masyarakat pada perubahan pemerintahan kekaisaran baru dari Era Heisei saat ini, yang dimulai pada 1989 setelah kematian ayah Akihito, Hirohito.

Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang juga menginginkan transisi berlangsung pada musim semi 2019, karena banyak acara ritual yang dijadwalkan untuk keluarga kekaisaran pada musim gugur dan musim dingin. Akihito, kaisar Jepang pertama yang tidak pernah dianggap sebagai dewa, telah bekerja selama puluhan tahun di dalam dan di luar negeri untuk menenangkan luka akibat Perang Dunia II yang diperjuangkan dengan nama ayahnya Hirohito.

Dalam sebuah ucapan tertulis dari ulang tahunnya yang ke-83 pada Jumat, Permaisuri Michiko mengatakan menurut dia perjalanannya dengan Kaisar Ahikito ke seluruh Jepang tahun ini mungkin merupakan yang terakhir dan akan menjadi sangat emosional.

Permaisuri juga mengatakan dia merasakan "kedamaian yang tak terukur" hingga akhirnya Akihito dapat beristirahat dan menghabiskan hari-hari tenang setelah bertahun-tahun menjadi Kaisar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement