Kamis 14 Dec 2017 18:24 WIB

Dino: Ego Trump Terlalu Besar untuk Kembalikan Yerusalem

Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menilai Presiden Amerika Serikat Donald Trump memiliki ego yang sangat besar sehingga kemungkinan tidak akan membatalkan keputusannya yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Mengingat egopolitiknya yang luar biasa besar, yang lebih realistis di sini adalah penundaan pemindahan Kedutaan Besar Amerika, bukan pembatalan," kata Dino, Kamis (14/12).

Menurut mantan Duta Besar Indonesia untuk AS itu, meski ada banyak penolakan dan oposisi dari dunia internasional, bahkan dari sekutu-sekutunya sendiri, keputusan Trump tersebut akan sulit ditarik.

Oleh karena itu, dia berharap Presiden Trump tidak akan melakukan pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalam dalam waktu dekat.

"Memang ini merupakan salah satu konflik dunia yang paling sulit diselesaikan. Akan tetapi, penundaan menjadi salah solusi dari masalah ini. Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson juga telah mengatakan bahwa pemindahan kantor akan membutuhan waktu minimal 2 tahun," ujar Dino.

Sebelumnya, pakar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Nur Rachmat Yuliantoro menilai keputusan Trump terkait dengan status Yerusalem akan sulit diubah.

Ada penilaian bahwa keputusan Trump tersebut tidak lepas dari janji pada masa kampanyenya yang akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. "Trump melakukan ini untuk mempertahankan basis politiknya yang mulai rapuh karena sejumlah skandal yang melibatkan dirinya, khususnya soal hubungan dia dengan Rusia," katanya.

Selain itu, ada juga pendapat bahwa keputusan Trump sebagai ucapan "terima kasih" kepada lobi Yahudi di AS, khususnya pada Komite Hubungan Israel di Amerika atau AIPAC. "AIPAC telah menggelontorkan banyak dana selama masa kampanyenya pada Pilpres AS 2016 yang akhirnya dimenangi Trump," kata Rachmat.

Meski ada banyak teori atau alasan mengenai sikap Trump tersebut, lanjut dia, akhirnya akan berujung pada makin buruknya ketidakstabilan situasi keamanan di kawasan tersebut

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement