Rabu 21 Mar 2018 13:55 WIB

UNHCR Peringatkan Krisis Kemanusiaan di Ghouta Timur

Menurut UNHCR lebih dari 45 ribu orang Suriah telah meninggalkan rumah mereka.

Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).
Foto: Ghouta Media Center via AP
Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) pada Selasa (20/3) mengatakan badan dunia itu terkejut dengan makin dalamnya krisis kemanusiaan di Suriah. Sementara itu, pertempuran sengit di Ghouta Timur dan Afrin mengakibatkan pengungsian baru.

Di Ghouta Timur saja, kata UNHCR, lebih dari 45 ribu orang Suriah telah meninggalkan rumah mereka dalam beberapa hari belakangan. "Kami hari ini kembali menyampaikan seruan kami bagi perlindungan dan keselamatan dan akses kemanusiaan penuh, tanpa hambatan dan berlanjut ke orang yang baru mengungsi dan ratusan ribu warga sipil, yang masih terjebak akibat pertempuran sengit dan sangat memerlukan bantuan," kata Andrej Mahecic, Juru Bicara UNHCR, dalam satu taklimat di Jenewa, Swiss, pada Selasa (20/3).

Menurut UNHCR, orang yang baru mengungsi saat ini ditampung di berbagai tempat dengan kondisi menyedihkan, dan kebutuhan sangat besar dan bertambah setiap jam, selain resiko serius kesehatan. "Semua tempat penampungan yang ada dihuni sangat banyak orang dan sesak serta kekurangan kebersihan dasar. Orang berbaris selama berjam-jam untuk menggunakan kamar mandi, dan kebanyakan tanpa lampu," kata Mahecic.

UNHCR mengatakan sejauh ini badan PBB tersebut telah mengirim 180 ribu barang bantuan inti untuk memenuhi keperluan mendesak. Di beberapa tempat penampungan, orang yang tinggal di tempat terbuka di halaman sekolah putus asa dan menggunakan selimut UNHCR sebagai pemisah untuk menciptakan privasi, dan melindungi diri mereka dan keluarga mereka dari sinar Matahari pada siang hari, dan udara dingin pada malam hari.

"Akses kemanusiaan penuh dan tanpa halangan ke warga sipil dan di luar Ghouta Timur, di tempat penampungan kolektif dan di tempat lain sangat penting guna menjamin keperluan mendesak warga sipil terpenuhi," kata Mahecic.

Menurut UNHCR, keadaan darurat lain merebak di bagian barat-laut Suriah, tempat sebanyak 104 ribu orang telah terusir dari rumah mereka di Wilayah Afrin akibat peningkatan terkini pertempuran. Dalam menghadapi kondisi darurat yang meningkat di Afrina, UNHCR mengatakan telah meningkatkan upaya tanggapannya, dan 100 ribu barang bantuan inti telah dikirim dalam dua hari belakangan.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement