Senin 06 Aug 2012 15:03 WIB

'Myanmar Harus Akui Kewarganegaraan Rohingya'

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Hazliansyah
Pengungsi Muslim Rohingya.
Foto: AP
Pengungsi Muslim Rohingya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh pluralisme Indonesia, Frans Magniz Suseno, mengecam pemerintah Myanmar atas tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis Muslim Rohingya. Ia juga mendesak rezim Presiden Thein Sein untuk mengakui kewarganegaraan etnis minoritas tersebut.

"Ini situasi yang sangat buruk. Pemerintah Myanmar tentu harus mengakui orang Rohingya sebagai warga bangsa dan negara bukan pendatang dan pengungsi," kata Direktur Program Pasca Sarjana Sekolah TInggi Filsafat Driyarkara ini.

Menurut Romo Magnis, sapaan akrabnya, secara fisik orang Rohingya memang lebih mirip dengan orang Bangladesh. Sementara orang Myanmar lebih serupa dengan orang Thailand dan Kamboja. Meski demikian, sebagai negara modern, Myanmar harus mengesampingkan persoalan etnis dan lebih mengutamakan persatuan.

"Seperti halnya Indonesia, Myanmar adalah negara modern yang harus menerima perbedaan dan memberi ruang pada pluralitas," tandasnya.

Romo Magnis juga mendorong pers untuk terus mengekspos perkembangan yang terjadi terkait Rohingya.

"Salah satu bentuk bantuan yang bisa dilakukan adalah dengan menyebarkan informasi yang berkembang. Jangan sampai kasus tersebut tertutup dari pantauan masyarakat luas," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement