Jumat 21 Jan 2022 14:38 WIB

Sekjen NATO: Pernyataan Biden Bukan Lampu Hijau Invasi Rusia

Pejabat Rusia mengelak kabar rencana melakukan serangan ke Ukraina.

 Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Foto: AP/Francisco Seco
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS  -- Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara  (NATO) Jens Stoltenberg pada Kamis (20/1/2022) mengatakan bahwa pernyataan "invasi kecil" Presiden AS Joe Biden bukan lampu hijau untuk invasi Rusia terhadap Ukraina. Klarifikasi itu disampaikan Stoltenberg ketika wawancara dengan CNN.

"Bukan sama sekali," kata Stoltenberg.

Baca Juga

Stoltenberg juga memberitahu CNN bahwa para sekutu sedang berupaya meningkatkan dukungan untuk Ukraina. NATO mempertimbangkan untuk menambah pasukan di wilayah timur aliansi tersebut.

Rusia, jelasnya, telah diundang ke sederet pertemuan penyelesaian solusi politik. Di hadapan Negara Barat, Rusia menyajikan daftar tuntutan keamanan pada pembicaraan pekan lalu yang nihil terobosan.

Pejabat Rusia mengelak berencana melakukan serangan ke Ukraina. namun Kremlin telah menerjunkan sekitar 100 ribu personel pasukan dekat perbatasan Ukraina.

Sebelumnya Presiden AS Joe Biden mengatakan, Rusia akan diminta bertanggung jawab jika mereka melakukan invasi. Ia pun berpikir bahwa Rusia agar 'bergerak', namun tidak dalam skala besar.

"Dan itu tergantung atas apa yang mereka lakukan," kata Biden kepada awak media sehari sebelumnya.

"Satu hal apabila itu 'serangan kecil' dan kami akhirnya harus berdebat tentang apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan," lanjutnya pada Rabu.

Pernyataan Biden di konferensi pers Gedung Putih menimbulkan ketidakpastian tentang bagaimana Negara Barat akan merespons, seandainya Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan serangan ke Ukraina. Hal itu mendorong Gedung Putih untuk kemudian berupaya mengklarifikasi apa yang dimaksud Biden.

Tak lama setelah pernyataan Biden, Gedung Putih menolak isyarat apa pun bahwa serangan militer Rusia dengan skala lebih kecil akan menghadapi respons AS yang lebih lemah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement