Senin 23 Jul 2018 13:46 WIB

Pompeo Sebut AS tidak Takut Atasi Rezim Iran

Pernyataan Pompeo menanggapi ancaman yang diungkapkan pemerintah Iran

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo
Foto: Time
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Amerika Serikat (AS) menyatakan tak takut menghadapi sanksi Iran di tingkat tertinggi untuk pemerintahannya. Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo usai kebijakan penarikan diri dari perjanjian nuklir Iran.

“Kami tidak takut untuk menghadapi (serangan) rezim Iran pada tingkat tertinggi,” kata Pompeo dalam pidato di California, Ahad (22/7).

Dilansir di Arab News pada Senin (22/7) pernyataan Pompeo menanggapi ancaman yang diungkapkan pemerintah Iran. Pada 21 Mei lalu, AS meluncurkan “strategi baru” yang ditujukan untuk memaksa Iran menyerah pada tuntutan-tuntutan AS.

Pompeo menegaskan Washington ingin semua negara mengurangi impor minyak dari Iran sebanyak mungkin. Hal itu merupakan bagian dari tekanan AS terhadap perekonomian Iran. “Masih ada lagi (tekanan) yang akan datang,” ujar Pompeo.

Presiden AS Donald Trump pada 8 Mei memperbarui semua sanksi yang dicabut sebagai bagian dari perjanjian multi-nasional yang ditandatangani pemerintahan mantan Presiden AS Barack Obama. Saat itu, pencabutan sanksi itu sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir Iran.

“Pemimpin rezim, terutama mereka yang berada di atas IRGC (Korps Garda Revolusi Islam) dan Pasukan Quds seperti Qasem Soleimani, harus merasakan konsekuensi menyakitkan dari pilihan keputusan buruknya,” kata diplomat AS.

Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang kebijakannya terhadap Teheran. "Amerika harus tahu perang dengan Iran adalah ibu dari semua perang," ujar Rouhani berdasarkan laporan media Iran, IRNA, Ahad (22/7).

Iran menghadapi peningkatan tekanan dan sanksi dari AS, setelah keputusan Trump menarik diri dari kesepakatan internasional 2015 atas program nuklir Iran. Rouhani beranggapan Trump tidak seharusnya menghasut keamanan dan kepentingan Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement