Jumat 20 May 2011 18:23 WIB

Badi': Israel tidak akan Tidur Nyenyak

Muhammad Badi
Foto: Al-Ikhwan.net
Muhammad Badi

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Mursyid Aam Ikhwanul Muslimin, Dr. Muhammad Badi’ menegaskan bahwa revolusi Mesir mampu mengembalikan kedudukan negeri tersebut di kawasan Timteng dan menjadi bukti paling kuat kembalinya Palestina ke barisan isu terpenting. Ia juga menegaskan bahwa penandatanganan dua pihak di Palestina terhadap kesepakatan rekonsiliasi dan penghentian perpecahan menjadi penopang bagi tulang punggung Arab yang semakin kuat.

Ia menegaskan bahwa revolusi-revolusi Arab yang meletus sekarang telah mengembalikan kaca mata yang benar bahwa sumber teror hakiki dan instabilitas, bukan saja di kawasan tapi di seluruh dunia, yaitu Israel. Badi’ menyatakan,"Israel tidak akan tidur nyenyak sejak sekarang, tidak akan tahu jalan menuju stabilitas dan keamanan bagi mereka selama melecehkan hak-hak Palestina dan tidak menghargai perjanjian, jika mereka masih melecehkan dan menistakan tempat suci Islam dan Kristen."

Dalam risalah pekanannya Kamis(19/5) sang Mursyid mengatakan bahwa kesepakatan rekonsiliasi akan tetap kuat dan tegar sebab bukan saja ia menjadi representasi cita-cita bangsa Palestina tapi juga menjadi fokus  realisasi revolusi Mesir yang mengeluar negeri itu dari tumpukan korupsi dan penghambaan kepada Amerika dan Israel. 

Revolusi Mesir dinilai telah mengembalikan isu Palestina menjadi isu terpenting bagi bangsa Arab dan umat Islam. Kini bangsa Arab dan umat Islam semuanya terlibat dalam peringatan “Nakbah Palestina”. Era pembebasan setiap bangsa, terutama bangsa Palestina dari penjajah terjahat yang dikenal manusia sudah tiba.

Ia mengisyaratkan bahwa hak kembali Palestina yang terusir dari kampung halaman mereka tidak bisa digugurkan dengan sedekar mengalah kepada Israel. Spekulasi Israel yang berharap generasi Palestina baru Palestina melupakan hak kembali mereka ke Palestina adalah spekulasi yang gagal dan digagalkan oleh bangsa Arab. 

Bukan saja yang ada di Tepi Barat dan Jalur Gaza, namun juga yang ada di Libanon, Suriah, Jordania, Mesir dan seluruh negeri Arab tanpa terkecuali, tutur Badi’. Selain itu, korban syuhada yang gugur dalam aksi peringatakan Nakbah 63 menjadi bukti bahwa peluru Israel sudah buta dan tidak lagi bisa membedakan Muslim dan Kristen, imbuhnya.

Badi’ menambahkan, bangsa Arab sudah membuktikan bahwa mereka lebih kuat dibanding rezim yang ada, yang berarti lebih kuat dibanding Israel. Mereka telah berhasil mematahkan rasa takut terhadap rezim yang represif di negara-negara Arab selama ini. Tentu untuk mematahkan Israel jauh lebih mudah. 

 

sumber : info palestina
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement