Kamis 23 Aug 2012 01:46 WIB

Moursi akan Kunjungi AS 23 September

Sampul depan buku
Foto: blogspot.com
Sampul depan buku "Dr Mursi Presiden yang Hafal Qur'an".

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Mesir Mohamed Moursi, kepala negara sipil dan Islamis pertama, akan mengunjungi Amerika Serikat pada 23 September, kata media pemerintah melaporkan pada Rabu.

Kantor berita resmi MENA mengutip juru bicara Moursi, Yassir Ali, mengatakan bahwa presiden akan menghadiri sidang Majelis Umum PBB di New York dan kemudian menuju ke Washington untuk bertemu dengan "para pejabat senior" selama perjalanan tiga hari.

Tetapi Ali mengatakan kepada AFP bahwa pertemuan dengan Presiden AS Barack Obama "belum dikonfirmasi." "Moursi akan mengunjungi Amerika Serikat pada 23 September," kata Televisi Berita Nil milik negara dalam satu pengumuman berita.

Moursi menjadi presiden sipil pertama yang dipilih secara bebas pada 30 Juni, dan kepala negara pertama sejak pemberontakan rakyat menggulingkan veteran pemimpin Hosni Mubarak pada Februari tahun lalu.

Di bawah Mubarak, Mesir adalah salah satu sekutu regional terdekat Washington, dan masih menerima bantuan militer 1,3 miliar dolar AS setiap tahun.

Hubungan antara kedua negara mengalami krisis terburuk dalam beberapa dekade setelah penggulingan Mubarak ketika Mesir menempatkan puluhan pekerja LSM, termasuk Amerika, untuk diadili atas tuduhan menerima dana asing.

Mesir, di bawah tekanan Amerika Serikat, akhirnya membebaskan para aktivis itu.

Menlu AS Hillary Clinton bertemu Moursi di Kairo pada Juli, hampir dua pekan setelah pelantikannya, melemparkan pemerintahnya di balik presiden dari kalangan kelompok Islam.

Tetapi baru-baru ini, Amerika Serikat mengatakan "sangat prihatin" tentang kebebasan pers di Mesir setelah pemerintah memutuskan untuk menempatkan dua wartawan anti-Moursi diadili.

"Kami sangat prihatin dengan laporan bahwa pemerintah Mesir melangkah untuk membatasi kebebasan media dan kritik di Mesir," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland kepada wartawan pada 16 Agustus.

Kedua jurnalis, pemilik stasiun televisi dan pemandu acara Tawfiq Okasha dan Islam Afifi, editor dari penerbitan bersirkulasi kecil Al-Dustour, dituduh mencoba untuk menghasut pembunuhan Moursi dan meningkatkan kekacauan publik.

Amerika Serikat telah dicap kritik serupa pada sekutu dekatnya Mubarak di tahun-tahun sebelum penggulingan, tetapi mempertahankan hubungan dekat yang yang berlabuh di satu perjanjian perdamaian 1979 antara Mesir dan Israel yang ditengahi Amerika Serikat.

Mesir telah diuji perjanjian itu, yang membatasi kehadiran militernya di Sinai, tetangga Israel ketika menggerakkan tank-tank dan pasukannya untuk mengatasi gerilyawan Islam di semenanjung.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement