Senin 20 May 2013 13:59 WIB

Konflik Suriah 'Merembes' ke Irak

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Citra Listya Rini
Aksi serangan bom terhadap penganut Syiah di Irak. (ilustrasi)
Foto: ISLAMIC INVITATION TURKEY
Aksi serangan bom terhadap penganut Syiah di Irak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kekerasan bersenjata di Irak meluas. Sepuluh personel kepolisian tewas dalam serangan yang terjadi pada Ahad (19/5) malam waktu setempat. Serangan diketahui bernada sekterian antara kelompok Sunni dan Syiah.

Sekelompok gerombolan bersenjata menyerang kantor kepolisian di sebelah baratlaut Baghdad, di Kota Rawah. Kepala Dewan Kota Rawah, Qais al-Rawi mengatakan serangan tersebut bukanlah tunggal. Serangan kali ini saling terikat dengan rentetan peristiwa yang terjadi di pinggiran ibu kota dalam beberapa hari kemarin. 

Hanya saja, serangan sebelumnya tidak menyasar kantor-kantor pertahanan dan militer yang sedang berdinas. Selain kantor polisi, Al Jazeera melansir serangan juga dialamatkan terhadap ke kantor dan pasukan militer. Saat ini, sebanyak 15 personel militer tidak diketahui kejelasan nasibnya. 

Ketegangan sekterian memuncak di Kota Seribu Satu Malam dalam sepekan terakhir. Pemicu ketegangan diduga lantaran merembesnya konflik di tetangga, yakni Suriah. Kelompok Sunni Irak ikut dalam perang sipil penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Sementara kelompok Syiah di Baghdad punya afiliasi keyakinan dengan Iran. Iran adalah negara Syiah terbesar. Kelompok ini berperan dalam mempertahankan rezim di Damaskus. 

Konflik Suriah ditaksir akan mengancam Irak kembali ke pertikaian horizontal seperti 2006 dan 2007 silam. Di sisi lain kontstelasi politik di Baghdad juga sedang panas. Sunni Irak sedang bergesekan langsung dengan Pemerintahan Perdana Menteri Iraq Nuri al-Maliki.

Maliki adalah seorang Syiah di negeri yang mayoritas penduduknya pemeluk Sunni. Pemerintahan Maliki sudah berupaya menetralkan kondisi. Maliki meredam timbulnya sentimen etnis di negaranya dengan menjadi Militan Sunni adalah pahlawan. 

Militan Sunni menjadi salah satu pasukan yang pembantu Amerika Serikat (AS) untuk perang terhadap Alqaidah di Irak. Maliki juga membuat konsensus penting dengan Militan Sunni. Pemerintahannya merilis tahanan politik yang menolak keberadaan Alqaidah di negeri tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement