Selasa 21 May 2013 10:56 WIB

Rusia Minta Iran Ikut Konferensi Perdamaian Suriah

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Citra Listya Rini
Bendera Rusia
Bendera Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, SOCHI -- Rusia meminta tidak ada hak istimewa bagi siapapun yang ikut dalam konferensi perdamaian Suriah. Negara super power ini juga menginginkan sekutu dekat Suriah, yaitu Iran ikut dalam konferensi tersebut.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Sergei Lavrov mengatakan keterlibatan oposisi Suriah sangatlah penting dalam pembicaraan damai itu. Namun, mereka meminta kehadiran oposisi tanpa prasyarat pengaturan terlebih dulu. Pernyataan Lavrov terkait ucapan utusan oposisi yang tidak menginginkan kehadiran utusan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Lavrov juga menginginkan kehadiran Iran dalam konferensi yang digelar Iran dan Amerika Serikat (AS) untuk mencari solusi terbaik mengakhiri konflik yang memakan korban jiwa 80 ribu orang itu.

Sehari sebelumnya, Sekjen PBB, Ban Ki-moon mengatakan Rusia harus menggelar pembicaraan itu secepat mungkin. Hal ini agar momentum baik ini tak hilang. Bagi Lavrov, yang jauh lebih penting adalah kesempatan untuk menyelesaikan konflik itu daripada membicarakan masalah waktu.

Ia mengatakan hal yang sangat penting adalah menyepakati hal paling krusial yaitu tak memberikan prasyarat tertentu dalam perdamaian. ''Saya yakin bahwa waktu adalah hal terakhir yang harus diputuskan, ketika hal yang paling penting yang telah disepakati," kata Lavrov seperti dilansir Reuters, Senin (20/5) setelah melakukan pembicaraan dengan Sekjen Uni Eropa Thorbjorn Jagland. 

Menurutnya, negara-negara Barat harus menekan oposisi agar  tak menuntut hal-hal yang tidak realistis. Lavrov juga mengatakan  wajib untuk mengundang semua tetangga Suriah tanpa terkecuali. 

''Iran, seperti yang Anda tahu adalah tetangga Suriah." Iran memiliki perbatasan langsung dengan Suriah dan menjadi sekutu utama Assad di wilayah tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement