Sabtu 01 Mar 2014 00:02 WIB

Inggris dan AS Gunakan Data Yahoo Tanpa Izin

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Logo baru Yahoo.
Foto: mashable
Logo baru Yahoo.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Sebuah dokumen rahasia membongkar ulah penyadapan intelegen Inggris. Dokumen yang bernama Optic Nerve itu merupakan bagian dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden, mantan anggoata Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA). Kali ini, penyadapan dilakukan oleh Lembaga pengawasan atau agen mata-mata Inggris GCHQ yang dibantu NSA.

Dokumen tersebut menyimpan data gambar webcam dari jutaan pengguna internet di seluruh dunia. Kumpulan gambar diperoleh dari webcam layanan chatting Yahoo. Dokumen bocor ini bertanggal 2008 hingga 2010. Dalam satu laporan selama enam bulan pada 2008, terkumpul gambar dari sekitar 1,8 juta pengguna.

Data dalam Optic Nerve diperoleh dari jaringan besar GCHQ melalui internet. Data kemudian diolah dan dimasukkan ke dalam sistem yang disediakan oleh NSA. Informasi webcam dimasukkan ke dalam alat pencarian NSA bernama XKeyscore. Hasil ini kemudian digunakan untuk membangun alat identifikasi traffic webcam Yahoo.

GCHQ tidak menargetkan siapa pun dalam pengumpulan gambar. Sasaran mereka masal yaitu pengguna webcam Yahoo. Informasi gambar yang diperoleh sejumlah besar adalah dari pengguna anonim. Dengan data ini mereka mencoba uji pencarian otomatis berdasarkan teknologi pengenalan wajah.

Banyak dari gambar menunjukan konten seksual meskipun secara eksplisit. Hal ini diakui menjadi masalah dalam pemerolehan gambar. GCHQ mencantumkannya dalam laporan. "Mengumpulkan data dari percakapan web beresiko dengan hal yang tidak berhubungan dengan intelegen seperti pornografi, iklan, video klip hingga film rumah tangga," tulisnya.

Mereka juga menyayangkan fasilitas seperti ini dipergunakan untuk menunjukan anggota tubuh pada orang lain. "Hal ini sering muncul menjadi penyiaran pornografi," tambah keterangan tersebut. GCHQ menyimpulkan konten-konten seperti berjumlah sekitar 3-11 persen.

Ketika dikonfirmasi oleh Guardian, Yahoo mengaku geram dan tidak mengetahui hal ini sebelumnya. Pengumpulan data tersebut menurut mereka termasuk pelanggaran privasi dan tidak dapat diterima. Meski demikian mereka belum memastikan kebenaran dokumen Optic Nerve tersebut.

"Kami tidak menyadarinya tapi kami juga tidak akan memaafkan kegiatan seperti itu," kata seorang juru bicara Yahoo dalam sebuah pernyataan surat elekronik.

Yahoo meminta pemerintah dunia mereformasi hukum pengawasan dan kegiatan mata-mata maupun penyadapan. "Karena kami berkomitmen menjaga privasi pengguna layanan kami, juga keamanan dan kepercayaan mereka," katanya.

Sementara, GCHQ mengatakan tindakan mereka tidak melanggar hukum. Pengumpulan data itu dilakukan atas pengetahuan yang berwenang, diperlukan dan proporsional. Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan kegiatan mereka berada dalam pengawasan ketat dari sekretaris negara, komisaris intersepsi, intelegen dan komite keamanan parlemen.

"Semua proses operasional telah dilakukan dan mendapat izin," katanya.

Masih belum jelas berapa banyak data yang diakses NSA dari Yahoo. Dalam sebuah dokumen, Optic Nerve adalah salah satu dari serangkaian upaya penelitian GCHQ dalam bidang deteksi biometrik, baik untuk tujuan pengakuan atau keamanan umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement