Kamis 03 Jul 2014 15:55 WIB

Bentrokan Myanmar Berlanjut, Dua Tewas

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Policemen covers their faces to protect from the dust as they walk with census enumerators at Thae Chaung village in Sittwe, Rakhine State, western Myanmar, Tuesday, April 1, 2014.
Foto: AP/khin Maung Win
Policemen covers their faces to protect from the dust as they walk with census enumerators at Thae Chaung village in Sittwe, Rakhine State, western Myanmar, Tuesday, April 1, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON– Kepolisian lokal melaporkan dua pria telah tewas dalam kerusuhan yang masih berlanjut di Mandalay, Myanmar. BBC melaporkan, seorang warga Muslim tewas saat hendak melaksanakan shalat Subuh. Seorang pria Buddhis pun tewas ditusuk dengan pedang oleh warga Muslim.

Bentrokan ini awalnya pecah pada Selasa sore ketika sekelompok massa merusak toko dan masjid dan menyebabkan lima orang terluka. Kekisruhan terjadi setelah adanya rumor yang tersebar di media sosial bahwa seorang wanita Buddhis telah diperkosa oleh seorang pria Muslim.

Menurut koresponden BBC, Jonah Fisher, ribuan polisi huru hara telah dikerahkan pada malam kedua, Rabu. Pasalnya, massa Buddhis masih berkumpul mengelilingi kota. Massa pun menyerang berbagai kendaraan, toko, dan masjid. Polisi juga menyatakan seorang pria telah didakwa pemerkosaan.

Mandalay merupakan kota yang dihuni oleh lebih dari 200 ribu Muslim dan merupakan kelompok minoritas di kota itu. Muslim menjadi kelompok minoritas di negara yang juga dikenal sebagai Burma ini. Kerusuhan sering kali terjadi di Myanmar dan ditargetkan pada warga Muslim dalam tiga tahun terakhir ini.

Kekerasan juga sering terjadi di negara bagian Rakhine di barat negara tersebut dan menewaskan 200 orang serta puluhan ribu lainnya mengungsi pada 2012. Kekerasan pun semakin menyebar hingga pusat Myanmar dengan adanyaserangan di kota Meikhtila dan Kanbalu pada 2013.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement