Ahad 13 Jul 2014 20:06 WIB

Rakyat Indonesia Sibuk Hitung Quick Count, Penduduk Gaza Sibuk Hitung Jumlah Mayat

Rep: c92/ Red: Nidia Zuraya
Warga mencari korban di reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Rafah, Gaza selatan, Palestina, Jumat (11/7).
Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa
Warga mencari korban di reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Rafah, Gaza selatan, Palestina, Jumat (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Global Filantropi Media Aksi Cepat Tanggap (ACT) Iqbal Setyarso mengungkapkan saat ini kondisi umum di Palestina sangat menyedihkan.

Menurutnya, ketika masyarakat Indonesia tengah disibukkan dengan isu penghitungan cepat atau quick count, saat ini penduduk di Gaza sibuk menghitung jumlah mayat. “Berapapun yang meninggal ini sudah masalah kemanusiaan.” kata Iqbal.

Oleh karena itu, selain mengupayakan bantuan medis dan pangan, ACT juga mengupayakan sikap tegas dari negara-negara tetangga yang dekat dengan Palestina agar tergerak untuk membantu. “Kalaupun tidak ada yang meninggal, mereka yang hidup ada dalam keterbatasan. Listrik terbatas, obat terbatas, alat medis juga terbatas. Karena itu kita juga mengupayakan dukungan jangka panjang untuk pemulihan kedaulatan Palestina.” ujar Iqbal.

Upaya ini dilakukan dengan menyebarkan informasi dan ajakan untuk membantu melalui berbagai media. “Ini kan terjadi di bulan Ramadhan, ini bisa menjadi kekuatan bagi kita. Karena yang membantu ini bukan kekuatan kita, tapi Allah. Ketika kita menolong bukan kita yang menolong, tapi Allah.” tutur Iqbal.

Iqbal juga mengingatkan kepada masyarakat agar terjebak pada hitungan angka mengenai jumlah korban. Menurut Iqbal, setiap hari jumlah penduduk Palestina semakin sedikit. Tiap nyawa yang hilang akan begitu terasa bagi warga Palestina. Oleh karena itu, Iqbal mengajak agar masyarakat lebih fokus pada proses perbaikan bagi bangsa Palestina ketimbang pada hitungan angka jumlah korban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement