Kamis 10 Sep 2015 09:05 WIB

Prioritaskan Pengungsi Nasrani, Australia Diminta tak Lakukan Diskriminasi

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pemerintah Australia berharap, gelombang pertama pengungsi akan datang sebelum Natal tiba.
Foto: Reuters/Marko Djurica
Pemerintah Australia berharap, gelombang pertama pengungsi akan datang sebelum Natal tiba.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Usulan politikus senior Australia untuk memprioritaskan pengungsi umat nasrani merupakan diskriminasi. Tindakan ini justu akan semakin memfitnah umat muslim di Australia.

Mufti Australia Ibrahim Abu Mohamed mengatakan bantuan bagi pengungsi Suriah dengan menggolongkan agama tertentu akan memperkuat fitnah diantara umat muslim. "Ketika bencana datang, kita harus mengutamakan rasa kemanusiaan daripada memprioritaskan agama tertentu," jelas dia, Rabu (9/9) kepada on Islam.

Mufti menyarankan agar Australia lebih banyak menampung pengungsi Suriah. Sebelumnya Greens menawarkan 20 ribu pengungsi tetapi Australia negara yang luas dan dapat menampung pengungsi lebih banyak lagi.

Sementara itu Menteri Tenaga Kerja Eric Abetz mengatakan prioritas berdasarkan agama ini dilakukan karena Australia menilai umat Nasrani paling banyak teraniaya di dunia. Saran ini pun dikritik oleh aktivis HAM.

Dubes Australia untuk pengungsi Mariam Veiszadeh mengatakan ini merupakan pesan berbahaya. Karena tak ada satu kelompok pun yang lebih layak mendapatkan bantuan daripada kelompok lain.

Kemanusiaan tidak mengenal perbatasan, ras atau agama. Jadi tidak seharusnya memberikan bantuan dilakukan dengan selektif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement