Kamis 08 Oct 2015 21:07 WIB

Barat: Rusia tidak Targetkan Serang ISIS di Suriah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Foto udara serangan udara Rusia di Suriah
Foto: AP
Dalam foto yang diambil dari situs resmi Kementerian Pertahanan Rusia, Jumat (2/10), terlihat sebuah bom meledak di Suriah.

Menurutnya, NATO memiliki kapasitas dan kemampuan untuk mengerahkan pasukan. Serangan misil cruise Rusia juga dianggap sebagai ancaman dan alasan untuk waspada.

NATO menggelar pertemuan pada Kamis untuk membahas aksi Rusia di Suriah, termasuk mendiskusikan cara menyelesaikan krisis. "Pasti ada solusi politik, sebuah transisi," kata Stoltenberg. Menurut Menteri Pertahan Inggris, Michael Fallon, keberadaan Rusia di Suriah membuat suasana menjadi lebih bahaya.

Selama 40 tahun, tugas utama NATO adalah menghalangi Rusia beraksi di timur selama perang dingin. Namun sekarang, setelah terlibat di Afganistan, aliasi menghadapi realitas untuk mengatasi ancaman di perbatasan.

Namun, perpecahan antara NATO yang ingin fokus pada krisis Ukraina dan ISIS beresiko menghambat respon terpadu dari 28 anggota negara aliansi Atlantik Utara itu. Prancis dan Inggris, dua anggota utama sepakat untuk menstabilkan konflik.

"Kita perlu menyepakati pendekatan jangka panjang untuk menghadapi Rusia," kata wakil Inggris untuk NATO, Adam Thomson. Menurut Fallon, kebijakan NATO adalah untuk selalu hadir di timur untuk menanggapi setiap provokasi Rusia yang bisa lanjut menjadi agresi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement