REPUBLIKA.CO.ID, BAGDAD -- Walaupun beberapa wilayah di Irak dalam kondisi berkecamuk perang melawan ISIS, namun negara yang pernah dipimpin Saddam Husain ini melalui Menteri Luar Negerinya Ibrahim al Jaafari siap menjadi mediator antara Arab Saudi dan Iran. Walaupun Irak saat ini mayoritas dianut umat Syiah, namun Jaafari mengingatkan jika ketegangan dua negara ini terus berlanjut akan berpengaruh pada seluruh negara kawasan.
"Kami telah aktif dari saat saat awal untuk mengurangi ketegangan, mencegah bencana lebih besar terjadi dan mempengaruhi negara-negara di kawasan," katanya.
Walaupun siap menjadi mdiator, namun Jaafari sempat mengkritik sikap Saudi yang menghukum mati pemimpin Syiah Sheikh Nimr al Nimr yang dianggapnya sebagai kejahatan yang lain.
(Baca Juga: Iran Ganti Nama Jalan Kedubes Arab Saudi di Teheran)