Selasa 02 Feb 2016 13:44 WIB

Di Balik Meledaknya Industri Busana Muslim Global

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
The Abaya dari Dolce & Gabbana
Foto:
Satu desain busana muslim Bosnia yang diperagakan di Dubai

Ini angka yang tak bisa diabaikan. Banyak pengusaha dan desainer berupaya merebut kesempatan yang menyajikan pertumbuhan dari hari ke hari ini, di antaranya Modanisa, platform e-commerce Turki. Modanisa merupakan salah satu pemain terbesar di pasar ini sekarang.

Didirikan pada 2012 oleh Kerim Ture, Modanisa menjual pakaian Islam ke sekitar 60 negara. Lebih dari 200 merek busana Muslim juga menawarkan barang-barang mereka pada platform ini. Di sini konsumen akan menemukan apa yang mereka inginkan kemudian itu akan dikirim ke rumah mereka.

"Saya ingat saat sadar ada kebutuhan luar biasa akan ini. Suatu hari saya pergi ke restoran untuk makan malam dan di sebelah saya duduk anak berusia 20-an dan ibunya mengenakan pakaian yang sama. Tentu mereka menginginkan cara berbeda yang mencerminkan gaya mereka," ujar Ture.

Perancang busana yang tinggal di Uni Emirat Arab, Rabia Z, mengatakan ia mulai menciptakan pakaian tradisional pada 2001. Lalu ia tinggal di AS. Tepat setelah insiden 9/11 banyak orang menyarankannya untuk melepas jilbab dan mengganti pakainnya.

"Aku tidak ingin, dan karena aku datang dari latar mode aku memutuskan untuk menciptakan gaya jilbab dan pakaian sendiri. Orang-orang menyukainya, jadi aku memutuskan menaruh hasil desain saya di dunia maya," kata Rabia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement