Kamis 29 Sep 2016 14:51 WIB

Amnesty: Tentara Sudan Gunakan Senjata Kimia Hadapi Warga Sipil

Rep: MgRol81/ Red: Teguh Firmansyah
Warga terpaksa mengungsi akibat konflik yang melanda Sudan.
Foto: Guardian
Poster Amnesty International

Direktur Penelitian Krisis Amnesty International, Tirana Hassan, mengatakan tingkat kebrutalan serangan ini sulit untuk digambarkan oleh kata-kata. “Gambar dan video yang kita lihat dalam penelitian kami benar-benar mengejutkan. Ada video yang memperlihatkan seorang anak menjerit kesakitan sebelum meninggal. Banyak foto yang menunjukkan anak-anak penuh luka melepuh. Beberapa tidak dapat bernapas dan muntah darah.”

Menurut Hassan, sulit untuk membesar-besarkan betapa seriusnya efek zat kimia ketika terjadi kontak dengan tubuh manusia. Ia menyebutkan senjata kimia telah dilarang selama beberapa dekade karena menyebabkan penderitaan yang amat sangat.

“Pemerintah Sudan kini sudah berulang kali menggunakan senjata kimia terhadap warga mereka sendiri. Itu tidak bisa diabaikan dan harus ditindak," tegasnya.

Laporan penyelidikan Amnesty menyebutkan ratusan korban menderita sejumlah gejala seperti masalah pencernaan parah, muntah darah, ruam dan lepuhan pada kulit, kebutaan dan masalah pernapasan yang kabarnya menjadi penyebab kematian paling umum.

Seorang perempuan di usia dua puluhan terluka oleh pecahan peluru ketika sebuah bom memancarkan asap beracun jatuh di desanya. Perempuan itu mengatakan, setelah terkena asap itu dia dan bayinya sakit dan masih menderita hingga enam bulan kemudian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement