Kamis 29 Sep 2016 14:51 WIB

Amnesty: Tentara Sudan Gunakan Senjata Kimia Hadapi Warga Sipil

Rep: MgRol81/ Red: Teguh Firmansyah
Warga terpaksa mengungsi akibat konflik yang melanda Sudan.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Presiden Sudan Omar el-Basyir.

"Ketika (bom) mendarat, ada api dan kemudian muncul asap yang gelap," katanya. "Kemudian itu menyebabkan muntah dan memusingkan. Kulit saya tidak normal. Aku masih sakit kepala, bahkan setelah aku sudah minum obat. Bayiku pun tidak pulih, dia bengkak, kulitnya melepuh dan luka. Mereka mengatakan dia akan menjadi  lebih baik, tapi itu tidak bekerja. "

Seorang pria yang membantu merawat korban yang terpapar bahan kimia mengatakan, 19 orang yang dirawat, termasuk anak-anak, tewas dalam waktu satu bulan setelah paparan.

Pria yang telah membantu merawat korban konflik di Jebel Marra sejak 2003, mengaku belum pernah melihat penyakit seperti ini sebelumnya. Semua orang yang meninggal mengalami perubahan besar pada kulit, tambahnya. Ada yang lukanya berubah hijau, ada juga yang kehilangan kulit.

Menurut saksi yang berada di tempat kejadian, bom dijatuhkan dari pesawat dan roket. Dua ratus orang selamat dan melaporkan bahwa asap dari senjata berubah warna antara 5 hingga 20 menit setelah jatuh dari pesawat. Saksi mata mengatakan, awalnya asap sangat gelap dan kemudian warnanya menjadi lebih terang. Korban selamat mengatakan asap itu mengeluarkan aroma racun yang menyengat.

Dua ahli senjata kimia yang secara independen ditunjukkan foto-foto, video dan keterangan saksi menemukan bukti kuat bahwa senjata kimia digunakan dalam serangan itu. Keduanya menyimpulkan tanda-tanda dan gejala klinis yang mereka lihat dan dengar merupakan akibat dari senjata yang mengandung mustard sulfur, nitrogen mustard dan lewisite.

Dalam sebuah wawancara video yang diterbitkan bersama laporan Amnesty, seorang ahli senjata kimia independen Keith Ward mengatakan, "Gambar-gambar itu berhubungan dengan laporan saksi mata, dan berhubungan juga dengan gejala klinis dari para korban. Seluruh bukti itu memberikan kita informasi yang cukup untuk membuat kita sangat yakin bahwa berbagai macam bahan kimia terlibat dalam serangan ini,”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement