Selasa 11 Oct 2016 01:55 WIB

Haiti Belum Pulih

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Yudha Manggala P Putra
Permukiman yang porak poranda karena Badai Matthew di Haiti
Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins
Warga mencoba menyelamatkan buku dan majalah yang tersisia di kawasan Jeremi yang porak poranda karena Badai Matthew di Haiti

Kolera paling mengancam anak-anak. Wabah ini menyebabkan diare akut dan bisa berujung kematian jika tidak segera ditangani. Kolera menyebar melalui air yang terkontaminasi dengan masa inkubasi pendek.  Sehingga penyakit ini bisa menyebar dengan cepat. Tim pemerintah telah dikirim untuk mulai memperbaiki pusat perawatan dan mencapai pusat wabah pertama.

Sejauh ini, 13 orang dilaporkan tewas karena kolera. Sistem sanitasi dan pasokan air pun rusak parah. Hingga Sabtu, sedikitnya 62 orang dirawat karena penyakit ini.  Reporter Reuters yang mengunjungi rumah sakit kota Port-a-Piment mendapati sejumlah orang didiagnosa kolera dalam satu jam saja. Kota ini merupakan salah satu kota terimbas terparah.

Kolera pertama di Haiti dilaporkan pada 2010. Wabah ini menular dari seorang pasukan PBB asal Nepal yang kemudian jadi wabah di negara dengan populasi 30 juta orang ini.  Pekerja kesehatan di pusat perawatan kolera kota Jeremi mengatakan otoritas tidak punya banyak tempat. Sekitar 80 persen bangunan di kota tersebut hancur. "Kami tidak punya banyak tempat tidur untuk pasien yang datang," kata dia dikutip BBC.

AS dan Prancis telah berjanji mengirimkan bantuan. Palang Merah meluncurkan permintaan donasi hingga 6,9 juta dolar AS. Unicef mengatakan butuh sedikitnya lima juta dolar untuk kebutuhan darurat bagi 500 ribu anak yang terimbas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement