Fokus Besar pada NATO
Trump sebelumnya merupakan pengkritik terbesar Organisasi Pakta Atlantik Utara (NATO). Dia menyerang organisasi ini dengan menyebutnya usang.
Trump juga mengatakan para anggotanya adalah sekutu yang mengambil keuntungan dari AS. Menteri Pertahanan AS James Mattis memperingatkan anggota NATO Feruari lalu, Washington akan menurunkan komitmennya jika tidak mampu memenuhi keinginan bosnya, yakni menaikkan pengeluaran pertahanan menjadi dua persen dari pendapatan domestik bruto mereka.
Dalam konferensi pers bersama di April, Kepala NATO Jens Stoltenberg berterima kasih pada Trump atas perhatiannya terhadap isu tersebut. Sementara itu, Trump justru mengubah pandangannya dan mengatakan NATO tak lagi usang.
Penggunaan Kekuatan Militer
Barack Obama terpilih untuk mengakhiri perang Amerika di Irak dan Afghanistan. Obama sangat tidak ingin terlibat dalam konflik lain di Timur Tengah.
Bahkan ketika tingkat kekejaman di Suriah benar-benar brutal, Obama tetap yakin intervensi militer terlalu mahal harganya. Sebaliknya, pemerintahan Obama fokus pada menyediakan batuan kemanusiaan, mendanai gerilyawan Suriah yang moderat, mendukung gencatan senjata dan negosiasi politik untuk mendesak Assad mundur.
Donald Trump juga sebelumnya menentang penggunaan militer di Suriah. "Lupakan Suriah dan jadikan Amerika besar kembali!" katanya di Twitter pada 2013.
Jadi tampaknya merupakan yang bertentangan ketika ia justru memerintahkan serangan rudal ke pangkalan militer pemerintah Suriah April lalu. Dia mengatakan serangan kimia yang ia tuduhkan pada pemerintah Suriah telah mengubah sikapnya.
"Serangan terhadap anak-anak memiliki dampak besar pada saya," katanya.
Serangan rudal itu merupakan pertama kalinya AS secara langsung menargetkan rezim Suriah sejak konflik itu dimulai.