Perubahan Iklim? Pikir Lagi
Trump mengatakan akan membatalkan Kesepakatan Iklim Paris dalam 100 hari ia menjabat. Hal ini nyatanya tak terjadi.
Penasihat senior Trump kabarnya kini terbelah mengenai apakah akan membatalkannya atau tidak. Namun, Trump membuat sejumlah langkah besar untuk membalikkan aturan perubahan iklim Obama.
Maret lalu, dia menandatangani perintah eksekutif yang membalikkan Rencana Energi Bersih (Clean Power Plan) yang mengharuskan negara bagian mengatur pembangkit listrik. Aturan itu sebelumnya masih tertahan karena gugatan di pengadilan.
Trump mengatakan perintah itu perlu untuk memastikan kemandirian energi dan lapangan pekerjaan AS. Kelompok lingkungan memperingatkan membatalkan regulasi yang ada memiliki dampak serius di dalam dan luar negeri.
Trump berulang kali menyangkal perubahan iklim disebabkan oleh manusia. Trump menyebut perubahan iklim hanya fiksi.
Kesepakatan Nuklir Iran Diragukan
Bagi Obama, kesepakatan nuklir Iran merupakan kesepahaman yang bersejarah. Namun, bagi Trump kesepakatan itu adalah kesepakatan terburuk yang pernah ia lihat.
Dia mengatakan membatalkan perjanjian itu adalah prioritas nomor satu, tapi dia tidak menjelaskan apa yang akan ia lakukan. Kini pemerintahan Trump mengumumkan akan meninjau ulang keseluruhan kebijakan AS terhadap Iran.
Hal itu bukan hanya mencakup kesepakatan nuklir, tapi juga tindakan di Timur Tengah dimana Iran merupakan pemain kunci dalam konflik Suriah dan rival Arab Saudi juga Israel.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mendesak Trump tetap berkomitmen pada perjanjian nuklir. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei justru mengatakan hal yang lebih blak-blakan.
"Jika mereka merusaknya, kita akan membakarnya," katanya dikutip dari AP.