Jumat 02 Nov 2018 17:58 WIB

Sumber: Ada Jejak Biologis Jasad Khashoggi di Kebun Konsulat

Jaksa Turki menyebut Khashoggi dicekik dan dimutilasi di Konsulat Saudi.

Rep: Yeyen Rostiyani/Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Jamal Khashoggi
Foto: CCTV / TRT Dunia melalui AP
Gambar ini diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World pada Ahad (21/10/2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi melewati pemeriksaan sebelum menuju konsulat Saudi, di Istanbul, sebelum masuk, Selasa, (2/10/2018).

Saudi bersumpah akan melakukan investigasi yang transparan dan bekerja sama dengan Turki. Saudi juga mengakui bahwa Khashoggi dibunuh di dalam konsulat pada 2 Oktober. Mereka hanya mengatakan, tubuhnya diserahkan kepada seorang pelaku Turki yang bersekongkol dan ditugasi membuang tubuh tersebut. 
 
Namun, para pejabat Turki mengaku tidak percaya pada keberadaan pelaku warga Turki tersebut. Al-Mojeb tetap tutup mulut mengenai lokasi jenazah Khashoggi. Al-Mojeb juga tidak mengidentifikasi "warga setempat yang bersekongkol" tersebut dalam menolong proses pembuangan jenazah sang wartawan. 
 
Kunjungan al-Mojeb tampaknya tidak banyak mengungkap teka-teki pembunuhan Khashoggi. "Yang ada, jaksa Saudi yang datang ke Istanbul justru telah mengunci kasusnya dan bukan memberi kejelasan tentang pembunuhan tersebut," tulis Abdulkadir Selvi, kolumnis Hurriyet Daily News pada edisi Kamis (1/11)
 
Pada Kamis, Turki kembali mengulangi seruannya agar Saudi bersedia bekerja sama dalam menginvestigasi Khashoggi. Desakan ini disampaikan Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul. 
 
Gul menyatakan, kunjungan al-Mojeb selama tiga hari ke Turki gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan para penyelidik Turki. Pertanyaan besar mereka anatar lain lokasi jenazah Khashoggi dan dalang yang memerintahkan pembunuhannya.
 
"Kami berharap pertanyaan-pertanyaan ini dijawab jelas," ujar Gul kepada wartawwan, yang dikutip BBC. "Tidak seorang pun yang bisa lolos dari tanggung jawab. Isu ini telah menjadi masalah dunia. Ini bukan lagi isu yang bisa ditutup-tutupi."
 
"Kami ingin pihak berwenang Saudi bekerja sama dengan kami. Mereka harus mendukung (penyelidikan) agar seluruh kejadian ini menemui titik terang," ujar Gul.
 
Spekulasi kudeta
 
Sementara itu, laman Middle East Monitor edisi Rabu memuat pernyataan seorang pangeran Saudi yang kini hidup di pengasingan, Pangeran Khalid bin Farhan al-Saud. Ia memperkirakan akan ada aksi kudeta untuk menggulingkan Raja Salman dan Putra Mahkota Pangeran Mohammad bin Salman (MBS).
 
"Pada periode berikut, kita akan menyaksikan kudeta melawan Raja dan Putra Mahkota," ujarnya.
 
Sang Pangeran menyebutkan, pembunuh Khashoggi sebenarnya sudah diketahui. Namun, proses yang semua ini berjalan sesungguhnya hanya untuk menghalangi penudingan telunjuk secara langsung kepada pelakunya, yang tidak lain, katanya, adalah MBS. 
 
Sebelumnya, informasi tiga sumber yang dikutip the New York Times menyebutkan bahwa satu-satunya adik seibu dan seayah Raja Salman, yaitu Pangeran Ahmad bin Abdulaziz, pulang dari Inggris ke Saudi, Selasa. Sang Pangeran tiba di Saudi sekitar pukul 01.30 waktu Saudi. Laman Aljazirah menyebutkan, kedatangannya disambut di Bandara Riyadh oleh keponakannya, MBS. 
 
Media yang berkantor di London, Middle East Eye, menyebut kepulangan Pangeran Ahmad diperkirakan untuk merombak kepemimpinan di Saudi. "Sang Pangeran ini memainkan peran untuk membuat perubahan yang artinya ia sendiri yang memainkan peran penting dalam kesepakatan baru atau membantu memilih pengganti bagi MBS," ujar sang sumber. 
 
Pangeran Ahmad selama ini tinggal di Inggris. Ia bersedia pulang ke Saudi setelah Inggris dan Amerika Serikat menjamin keamanannya. Aljazirah menyebutkan, sang Pangeran khawatir untuk pulang ke Saudi setelah terang-terangan menantang MBS dalam beberapa kesempatan. 
 

 

sumber : Reuters/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement