Jumat 29 Mar 2019 12:07 WIB

Mantan Presiden Brasil Didakwa Korupsi

Ia juga dituduh menjalankan organisasi kejahatan mengumpulkan uang suap.

Mantan presiden Brasil Michel Temer.
Foto: AP Photo/Eraldo Peres
Mantan presiden Brasil Michel Temer.

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Mantan presiden Brasil Michel Temer didakwa melakukan korupsi atas dugaan menggunakan seorang makelar untuk membawa koper yang dipenuhi uang tunai dari perusahaan produsen daging terbesar di dunia JBS SA.

Kejaksaan federal, Kamis (28/3), mengatakan Temer yang menjabat sebagai presiden dari 2016 hingga akhir 2018, ditahan pekan lalu sebagai bagian dari suatu penyelidikan terpisah. Ia juga dituduh menjalankan organisasi kejahatan untuk mengumpulkan uang-uang suap guna mendanai proyek pekerjaan umum.

Baca Juga

Temer membantah semua tuduhan dan pekan ini ia dibebaskan setelah permintaan diajukan oleh tim pengacaranya. Pada 2017, Rodrigo da Rocha Loures tertangkap video kamera pengamanan sedang lari keluar dari sebuah restoran di Sao Paulo dengan membawa satu tas berisi uang tunai 500 ribu real Brasil (sekitar Rp 1,8 miliar). Para jaksa mengatakan itu uang suap dari pemilik JBS.

Berdasarkan kesaksian dua petinggi perusahaan induk JBS, yaitu J&F Investimentos SA, Temer dan beberapa politikus lainnya dianggap terlibat dalam korupsi. Kesaksian itu juga menunjukkan Rocha Loures berperan sebagai perantara bagi Temer.

Temer membantah menjadikan Loures sebagai perantaranya. Loures juga membantah tuduhan bahwa ia menjadi makelar. Ia sedang menunggu disidangkan.

Pada Kamis, Temer secara resmi dijatuhi dakwaan oleh kejaksaan federal karena mantan presiden itu dianggap menerima uang suap dari seorang pejabat JBS dan yang diserahkan oleh seorang pejabat J&F.

Pengacara Temer, Eduardo Carnels, mengatakan dalam pernyataan dakwaan itu merupakan bagian dari suatu operasi tak bermoral dengan tujuan ingin mengenyahkan sang mantan presiden republik ini. Ia menambahkan dakwaan tersebut sama sekali tak berdasar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement