Senin 18 Nov 2019 16:28 WIB

Wamenlu Korut Kunjungi Rusia Bahas Denuklirisasi

Rusia menyatakan sanksi AS bukanlah solusi denuklirisasi Korea.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Seorang marinir Korea Selatan menyaksikan laporan mengenai uji coba nuklir Korea Utara melalui layar kaca di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan.
Foto: AP/Kim Ju-Sung
Seorang marinir Korea Selatan menyaksikan laporan mengenai uji coba nuklir Korea Utara melalui layar kaca di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara (Korut) Choe Son Hui mengunjungi Rusia, Senin (18/11). Dia dilaporkan hendak membahas tentang negosiasi denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS).

Kedatangan Choe di Moskow disambut Duta Besar Korut untuk Rusia Alexander Matsegora. Kedutaan Besar Korut belum mengumumkan tentang tujuan kedatangan Choe ke sana.

Baca Juga

Namun kantor berita Kyodo Jepang, mengatakan kedatangan Choe ke Rusia membahas tentang perundingan denuklirisasi dengan AS. Selama ini Rusia menyatakan sanksi AS bukanlah solusi untuk permasalahan denuklirisasi Semenanjung Korea.

Moskow menilai jalur diplomasi adalah satu-satunya jalan untuk menangani masalah tersebut. Sebelumnya Korut telah mengatakan bahwa peluang perundingan denuklirisasi dengan AS kian menipis. "Kami telah memberi AS cukup banyak waktu dan kami menunggu jawaban pada akhir tahun ini, dari beberapa jenis hasil. Namun saya harus mengatakan jendela peluang ditutup setiap hari," kata kepala departemen Amerika Utara di Kementerian Luar Negeri Korut Jo Chol Su.

Dia mengatakan negaranya masih siap mengadakan pembicaraan dengan AS. Tapi Korut tak tertarik jika tidak ada hasil dari perundingan tersebut.

"Jika ada elemen konstruktif, sinyal konstruktif, kami selalu siap untuk bertemu setiap saat. Namun jika sebuah pertemuan sekali lagi hanya untuk berbicara, jika kita tak dapat mengharapkan hasil nyata, maka kita tidak tertarik untuk hanya berbicara," ujar Jo.

Perundingan denuklirisasi antara AS dan Korut yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu diketahui berakhir tanpa kesepakatan. Hal itu disebabkan karena kedua belah pihak mempertahankan posisinya tentang penerapan sanksi.

Korut, yang telah menutup beberapa situs uji coba rudal dan nuklirnya, meminta AS mencabut sebagian sanksi ekonominya. Namun, AS tetap berkukuh tak akan mencabut sanksi apa pun kecuali Korut telah melakukan denuklirisasi menyeluruh dan terverifikasi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement