Rabu 01 Jan 2020 03:19 WIB

Kedubes AS di Baghdad Didemo Pendukung Khatib Hizbullah

Demo pendukung Khatib Hizbullah mengecam serangan udara AS di Irak.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Excavator memindahkan reruntuhan  akibat hantaman rudal di markas milisi Kataib Hezbollah, Qaim, Irak, Senin (30/12)
Foto: Reuters
Excavator memindahkan reruntuhan akibat hantaman rudal di markas milisi Kataib Hezbollah, Qaim, Irak, Senin (30/12)

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Ribuan pengunjuk rasa dan pasukan milisi berkumpul di depan gerbang masuk komplek Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Baghdad. Unjuk rasa Selasa (31/12) itu dilakukan untuk mengecam serangan udara AS terhadap Khatib Hizbullah di Irak.

Pemerintah Irak juga sudah mengencam serangan udara tersebut. Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi mengecam serangan udara AS ke pangkalan milisi Khatib Hizbullah yang didukung Iran. Serangan tersebut dianggap dapat meningkatkan konflik antara AS dan Iran di Irak.

Baca Juga

"Perdana menteri menggambarkan serangan Amerika ke pasukan bersenjata Irak sebagai serangan jahat yang tak dapat diterima yang akan menimbulkan konsekuensi berbahaya," kata kantor perdana menteri Irak dalam pernyataannya.

Militer AS menggelar serangan udara ke Khatib Hizbullah pada Sabtu (28/12) lalu. Serangan itu sebagai respons atas kematian kontraktor sipil AS dalam serangan roket di dekat pangkalan militer Irak.

Setidaknya ada 25 anggota milisi yang tewas dalam serangan AS tersebut. Dalam pernyataannya Kementerian Luar Negeri AS mengatakan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menelepon Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Dalam sambungan telepon itu Pompeo mengatakan serangan AS 'bertujuan untuk menahan Iran'. Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional Irak dalam pernyataannya mengatakan serangan AS membuat Irak akan mempertimbangkan kembali rencana kerja sama dengan koalisi yang dipimpin AS dalam melawan ISIS. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement