Jumat 08 Jan 2021 15:05 WIB

Biden: Mereka Bukan Pengunjuk Rasa, Tapi Teroris

Biden sebut insiden pada Rabu sebagai hari terkelam dalam sejarah demokrasi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden terpilih Joe Biden berbicara dalam sebuah acara di teater The Queen di Wilmington, Del., Kamis, 7 Januari 2021.
Foto:

Selama beberapa jam, loyalis Trump menduduki aula Kongres saat penegak hukum berupaya untuk meresponnya. Beberapa massa itu mengibarkan bendera Trump, yang lain membawa bendera Konfederasi. Mereka juga merusak fasilitas, memecahkan bendera, dan menginjak-injak ruang Senat.

Ketika insiden Capitol Hill terungkap, Biden mengatakan dia menerima pesan teks dari cucunya, Finnegan. Foto kehadiran polisi di luar Lincoln Memorial musim panas lalu diterimanya. Foto itu diambil ketika aktivis Black Lives Matter berdemonstrasi menentang pembunuhan polisi terhadap George Floyd.

Ada tanggapan yang sangat berbeda dari penegak hukum terhadap massa kulit putih pada Rabu. "Ayah, ini tidak adil." Biden pun setuju.

"Tidak ada yang bisa memberitahuku bahwa jika kemarin itu sekelompok pengunjuk rasa Black Lives Matter, mereka akan diperlakukan sangat, sangat berbeda dari gerombolan preman yang menyerbu Capitol," kata Biden dengan suara tinggi karena marah. "Kita semua tahu itu benar. Dan itu tidak bisa diterima. Benar-benar tidak bisa diterima," ujarnya menegaskan.

Dalam menyebut para perusuh sebagai "teroris domestik", Biden mencerminkan komitmennya untuk memerangi ekstremisme sayap kanan. Ini merupakan ancaman yang semakin besar yang diabaikan oleh pemerintah saat ini.

Pernyataan Biden kali ini datang saat dia hendak memperkenalkan calon jaksa agung, Hakim Merrick Garland, serta tiga pejabat lainnya untuk memimpin departemen kehakiman. Biden mengatakan jaksa agung akan bertindak sebagai pengacara rakyat. Sementara calonnya akan membantu memulihkan independensi peradilan di departemen tersebut.

"Kesetiaan Anda bukan untuk saya. Ini tergantung pada hukum, konstitusi, rakyat bangsa ini, untuk menjamin keadilan," katanya kepada calon yang dituju.

Garland saat ini menjabat sebagai hakim di pengadilan banding AS untuk District of Columbia. Dia berpendapat serangan Rabu terhadap Kongres adalah pengingat bahwa supremasi hukum bukan hanya pergantian frasa kuasa hukum. "Itu adalah dasar demokrasi kita," kata dia.

Berbicara setelah Biden, Garland mengingat sejarah departemen kehakiman yang dibentuk pada 1870 selama periode Rekonstruksi untuk melindungi hak-hak sipil warga kulit hitam yang baru dibebaskan dari terorisme Ku Klux Klan dan kelompok supremasi kulit putih lainnya.

"Prinsip-prinsip ini memastikan supremasi hukum dan membuat janji keadilan yang setara di bawah hukum menjadi nyata adalah prinsip-prinsip besar yang mendasari didirikannya Departemen Kehakiman dan yang harus selalu dipertahankan,” kata Garland yang berbicara setelah Biden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement