Rabu 27 Jan 2021 12:34 WIB

Jenderal Israel: AS Salah, Jika Negosiasi Nuklir Iran

AS telah keluar dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018 lalu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Pria berjalan dengan latar mural bendera Iran.  Pemerintah Iran berencana untuk memperkaya uranium hingga 20 persen di fasilitas nuklir bawah tanah Fordo secepat mungkin.
Foto:

Pekan lalu Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken yang dilantik Selasa (26/1) kemarin mengatakan 'masih jauh' perjalanan AS dalam memutuskan apakah bergabung kembali ke JCPOA atau tidak. Hal itu tergantung dengan apakah Iran kembali mematahui syarat-syarat perjanjian tersebut atau tidak.

Sejak Washington keluar dari JCPOA perlahan-lahan Iran melanggar ketentuan-ketentuan penting perjanjian tersebut. Mereka kembali menimbun uranium yang diperkaya dan memperkaya uranium hingga ke level kemurnian yang dilarang JCPOA.

Iran selalu membantah tuduhan ingin membangun senjata nuklir. Kohavi mengatakan tindak-tindakan Iran melanggar ketentuan JCPOA tersebut menunjukkan Teheran ingin membangun senjata nuklir. "Berdasarkan analisis fundamental ini, saya memerintahkan Angkatan Bersenjata Israel (IDF) menyiapkan sejumlah rencana operasional, selain yang sudah ada," kata Kohavi.

"Tentu saja tergantung pada pimpinan politik yang akan memutuskan implementasinya, tapi rencana-rencana itu sudah harus dibahas," tambahnya.

Sebelum perjanjian diresmikan Netanyahu mengancam akan menyerang Iran. Tapi pada 2015 lalu seorang perwira Israel yang tak menyebutkan namanya mengatakan JCPOA memiliki manfaat keamanan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement