Pekan lalu Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken yang dilantik Selasa (26/1) kemarin mengatakan 'masih jauh' perjalanan AS dalam memutuskan apakah bergabung kembali ke JCPOA atau tidak. Hal itu tergantung dengan apakah Iran kembali mematahui syarat-syarat perjanjian tersebut atau tidak.
Sejak Washington keluar dari JCPOA perlahan-lahan Iran melanggar ketentuan-ketentuan penting perjanjian tersebut. Mereka kembali menimbun uranium yang diperkaya dan memperkaya uranium hingga ke level kemurnian yang dilarang JCPOA.
Iran selalu membantah tuduhan ingin membangun senjata nuklir. Kohavi mengatakan tindak-tindakan Iran melanggar ketentuan JCPOA tersebut menunjukkan Teheran ingin membangun senjata nuklir. "Berdasarkan analisis fundamental ini, saya memerintahkan Angkatan Bersenjata Israel (IDF) menyiapkan sejumlah rencana operasional, selain yang sudah ada," kata Kohavi.
"Tentu saja tergantung pada pimpinan politik yang akan memutuskan implementasinya, tapi rencana-rencana itu sudah harus dibahas," tambahnya.
Sebelum perjanjian diresmikan Netanyahu mengancam akan menyerang Iran. Tapi pada 2015 lalu seorang perwira Israel yang tak menyebutkan namanya mengatakan JCPOA memiliki manfaat keamanan.