Asisten Direktur FBI yang bertanggung jawab untuk Kantor Lapangan Los Angeles, Kristi Johnson mengatakan, tiga peretas itu diyakini berada di Korut. Para pejabat menuding mereka ditempatkan di berbagai negara lain, termasuk Cina dan Rusia. Misi Korut untuk PBB di New York tidak menanggapi permintaan komentar atas dakwaan tersebut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, aktivitas siber berbahaya Korut mengancam Amerika Serikat dan sekutunya. Pergerakan ini akan dimasukkan dalam tinjauan berkelanjutan atas kebijakan AS terhadap negara itu oleh pemerintahan Presiden Joe Biden. Menurut laporan PBB pada tahun 2019, secara keseluruhan, Korut telah menghasilkan sekitar 2 miliar dolar AS dengan menggunakan intrusi digital yang "tersebar luas dan semakin canggih" di bank dan bursa mata uang kripto.