Sabtu 27 Feb 2021 16:17 WIB

Saudi Bantah Laporan AS Soal MBS Restui Pembunuhan Khashoggi

Saudi menyebut laporan AS berisi informasi serta kesimpulan yang tidak akurat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Yudha Manggala P Putra
Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman
Foto:

Badan intelijen AS mendasarkan penilaiannya pada kendali Pangeran MBS atas pengambilan keputusan, keterlibatan langsung salah satu penasihat utamanya dan detail perlindungannya sendiri, serta dukungannya menggunakan tindakan kekerasan untuk membungkam para pembangkang di luar negeri, termasuk Khashoggi. "Sejak 2017, Putra Mahkota memiliki kendali mutlak atas organisasi keamanan dan intelijen Kerajaan, sehingga sangat tidak mungkin pejabat Saudi akan melakukan operasi seperti ini tanpa izin (dia)," katanya.

Presiden Joe Biden merestui penerbitan laporan tersebut. Dia mengubah kebijakan mantan presiden Donald Trump yang menolak merilis laporan terkait pada masa jabatannya. "Laporan ini telah disimpan di sana, pemerintahan terakhir bahkan tidak akan merilisnya. Kami segera, ketika saya masuk, mengajukan laporan, membacanya, mendapatkannya, dan merilisnya hari ini. Dan sungguh keterlaluan apa yang terjadi," kata Biden di jaringan berbahasa Spanyol, Univision.

Khashoggi dibunuh di gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Setelah tewas, tubuh Khashoggi dilaporkan dimutilasi. Hingga kini potongan jasadnya belum ditemukan. Pangeran MBS terseret dalam kasus itu. Dugaan itu muncul karena keterlibatan Saud al-Qahtani dalam kasus tersebut. Dia disebut tangan kanan Pangeran MBS.

Badan intelijen AS, CIA, yang ikut menyelidiki kasus Khashoggi turut menyimpulkan demikian. Dalam laporannya CIA mengeklaim bahwa Pangeran MBS terkait pembunuhan Khashoggi. Kendati demikian Trump tetap memberi dukungan kepada Pangeran MBS. Pangeran MBS telah menyangkal keterlibatan dan perannya dalam kasus pembunuhan Khashoggi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement