Selasa 02 Mar 2021 12:59 WIB

Dorong Dialog di Myanmar, ASEAN Dihujani Kritik

Dialog ASEAN dinilai memberi legitimasi pemerintahan junta militer Myanmar

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Lambang ASEAN.
Foto:

Pemimpin Junta Jenderal Min Aung Hlaing, kemudian berjanji untuk mengadakan pemilihan umum baru dan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang, namun tidak memberikan kerangka waktu. Militer secara sepihak memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun dan kekuasaan dilimpihakan atasnya,

Dalam sambutannya yang dibacakan di televisi pemerintah oleh seorang penyiar, Jenderal Hlaing mengatakan para pemimpin protes dan penghasut akan dihukum. Dia juga mengancam akan melakukan tindakan terhadap pegawai negeri yang menolak bekerja.

Sejak kudeta, ribuan massa turun ke jalan di kota-kota besar Myanmar memprotes kekuasaan militer. Pengunjuk rasa juga menuntut pemilu untuk dihormati.

Akhir pekan lalu, hari paling berdarah menyelimuti Myanmar. Kerusuhan pendemo terjadi. Polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan ratusan pengunjuk rasa di Yangon pada Senin (1/3) dan kemudian menyisir jalan-jalan samping, menembakkan peluru karet. Setidaknya 21 pengunjuk rasa telah tewas sejak kerusuhan dimulai. Tentara mengatakan satu polisi tewas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement