Kerusuhan sebelumnya berlanjut di seluruh negeri pada Ahad (18/4). Para pengunjuk rasa berunjuk rasa di Mandalay, Meiktila, Magway dan Myingyan. Mereka menunjukkan dukungan untuk pemerintah persatuan nasional (NUG).
Di Palaw, selatan negara itu, para demonstran mengacungkan spanduk yang bertuliskan: "Diktator militer seharusnya tidak diizinkan untuk memerintah. Kediktatoran akan dicabut. Dukung pemerintah persatuan nasional." Demonstran muda juga menggelar aksi sepeda motor sambil membawa bendera di Hpakant dan Sagaing.
Malam sebelumnya, terjadi bentrokan hebat di pusat kota penghasil permata, Mogok ketika pasukan keamanan menindak pengunjuk rasa. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) memverifikasi dua kematian di Mogok. Sebagian besar Myanmar tetap berada di bawah jam malam yang diberlakukan tak lama setelah kudeta, berlangsung dari jam 8 malam hingga jam 4 pagi setiap malam.