Jumat 04 Jun 2021 09:47 WIB

China Dilaporkan Paksa Muslim Uighur Lakukan Aborsi

Laporan tersebut berasal dari kesaksian orang-orang iyghur yang diasingkan

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nur Aini
Sekelompok perempuan dari etnis minoritas Muslim Uighur di Kota Aksu, Daerah Otonomi Xinjiang, China, memainkan alat musik tradisional, Kamis (22/4/2021), sebagai salah satu kegiatan rutin sore hari. Mereka menari dengan diiringi pemusik dari komunitasnya.
Foto:

Mantan dokter kandungan-ginekologi, Semsinur Gafur, juga akan berbicara tentang kamp di Xinjiang dan telah mengungkap sedikit fakta tentang Muslim Uyghur kepada AP.

"Jika sebuah rumah tangga memiliki kelahiran lebih dari yang diizinkan, mereka akan meruntuhkan rumah tersebut. Mereka akan meratakan rumah, menghancurkannya. Ini adalah hidup saya di sana. Itu sangat menyedihkan. Dan karena saya bekerja di rumah sakit negara, orang-orang tidak mempercayai saya. Orang-orang Uyghur melihat saya sebagai pengkhianat China," kata Gafur.

Warga Uyghur di pengasingan lainnya, Mahmut Tevekkul, mengatakan dia dipenjara dan disiksa pada 2010 oleh otoritas China.

"Mereka menempatkan kami di lantai keramik, membelenggu tangan dan kaki kami dan mengikat kami ke pipa, seperti pipa gas. Ada enam tentara yang menjaga kami. Mereka menginterogasi kami sampai pagi dan kemudian mereka membawa kami ke area penjara dengan keamanan maksimum," ungkap Tevekkul.

Negara-negara seperti Inggris, Belgia, Kanada dan Belanda melabeli situasi di Xinjiang itu sebagai genosida. Namun, China masih menyangkal klaim tersebut.

Seorang juru bicara pemerintah China, Elijan There, mengatakan kepada wartawan bahwa tidak ada yang namanya genosida atau kerja paksa di Xinjiang. Ia menyebut China akan mengambil tindakan balasan jika pengadilan mencerminkan hal buruk pada negara tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement