Ahad 13 Jun 2021 14:20 WIB

Pemerintahan Baru Membawa Harapan Normalisasi Politik Israel

Pemerintahan Yair Lapid-Naftali Bennett dibentuk oleh delapan partai

Red: Nur Aini
'Pemerintahan Perubahan' di Israel dinilai dapat membawa harapan bagi normalisasi politik yang berorientasi keamanan.

Naftali Bennett, yang pernah menjabat sebagai wakil Benjamin Netanyahu, dikenal karena sifat religius dan nasionalisnya, terlebih pandangannya yang anti-Palestina.

Gokhan Cinkara, seorang analis dan peneliti politik yang berbasis di Turki, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa dengan adanya Bennett, sebagai perdana menteri, maka agama-Zionisme telah menemukan juru bicara di tingkat tertinggi dalam politik nasional.

"Meskipun pemimpin Yamina itu memulai karier politiknya di Dewan Yesha dan lingkaran Likud, dia juga aktif bersosialisasi di LSM agama-Zionisme terkemuka seperti Bnei Akiva [Organisasi Pemuda Zionis].

Dia menambahkan bahwa retorika Bennett yang berusia 49 tahun sulit untuk diterapkan ke dalam politik Israel secara umum, tetapi pada saat yang sama, dia ingin memberi ruang untuk dirinya sendiri.

- 'Fenomena bersejarah': Partai Ra'am

Cinkara menyebut kehadiran Partai Ra'am di pemerintahan baru sebagai "fenomena bersejarah".

"Fakta bahwa sekitar dua juta orang Arab yang tinggal di Israel tidak hanya mengirim anggotanya ke Knesset, tetapi juga mengambil bagian dalam pembentukan pemerintah, adalah tanda bahwa ambang psikologis penting telah dilewati," kata dia mengacu pada kesepakatan pemimpin Partai Ra'am Mansour Abbas dengan Yair Lapid untuk membentuk pemerintahan koalisi.

Mulai sekarang, lanjut dia, pemerintah Israel akan lebih mudah memasukkan partai-partai Arab.

Di sisi lain, orang-orang Arab yang tinggal di Israel akan memberikan dukungan akar rumput untuk legitimasi proses ini, demi keuntungan mereka sendiri.

- Kemungkinan pemulihan hubungan Turki-Israel

Mengenai kemungkinan pemulihan hubungan Turki-Israel, Cinkara mengatakan bahwa setelah pembentukan pemerintahan, akan ada tiga kemungkinan saluran pemulihan.

Sebagai saluran pertama, dia mengatakan bahwa diplomasi yang berpusat pada menteri pertahanan dapat menghangatkan hubungan dengan cepat, karena Hulusi Akar dari Turki dan Benny Gantz dari Israel juga menjabat sebagai panglima militer, yang sama-sama memerlukan pendekatan yang lebih berorientasi teknis dan geopolitik untuk masalah tersebut.

Menurut Cinkara, mantan menhan Israel Avigdor Lieberman bisa menjadi saluran kedua untuk pemulihan hubungan antara kedua negara karena dia memiliki hubungan dekat dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, serta pendukung setia lobi Azerbaijan di Israel.

Kemudian, di saluran ketiga, ada pemimpin Partai Ra'am Abbas, yang "mewakili politik Ikhwanul Muslimin" di Israel dan merupakan salah satu aktor utama dalam pembentukan pemerintah persatuan.

Dia juga menggarisbawahi bahwa pemerintahan baru ini cukup ideal di mata pemerintah Amerika Serikat.

"Mereka ingin melihat budaya politik di Israel sesuai untuk politik baru yang muncul di AS," tambah dia.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/pemerintahan-baru-membawa-harapan-normalisasi-politik-israel-/2269589
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement