Sabtu 19 Jun 2021 04:46 WIB

Proposal Turki Soal Keamanan Afghanistan Tuai Reaksi Beragam

Banyak orang Pakistan, Afghanistan, dan India menyambut baik proposal tersebut, sementara beberapa lain memandangnya secara skeptis - Anadolu Agency

Banyak orang Pakistan, Afghanistan, dan India menyambut baik proposal tersebut, sementara beberapa lain memandangnya secara skeptis - Anadolu Agency

Skeptisisme dapat persetujuan dari Taliban

Rahimullah Yusufzai, pakar urusan Afghanistan dari Peshawar, merasa bahwa proposal tersebut mungkin tidak mendapat persetujuan dari Taliban dan pemerintah Kabul.

“Taliban telah berperang melawan pasukan asing selama dua dekade. Tidak mungkin mereka akan menerima kehadiran pasukan asing, tidak peduli dari negara Muslim, di tanah Afghanistan setelah penarikan AS,” terang dia kepada Anadolu Agency, sambil mencatat bahwa juru bicara Taliban telah secara terbuka menyatakan rasa hormat kelompok itu kepada Turki.

Bagi pemerintah Kabul, lanjut dia, akan lebih sulit lagi menerima kehadiran pasukan Pakistan di wilayahnya.

Sher Shah, seorang mahasiswa dari Islamabad memuji proposal untuk mengerahkan pasukan negara-negara Muslim di Kabul. Dia mengatakan keputusan seperti itu juga akan membutuhkan dukungan dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

“Menurut saya, Turki dan Pakistan perlu membuat Taliban percaya hingga keadaan sebelum pengerahan pasukan di bandara Kabul karena jika mereka menghindari Taliban, dalam hal itu, mereka akan menghadapi perlawanan dari mereka,” ungkap dia.

Imranullah Nasir, mahasiswa hubungan internasional di Universitas Peshawar, juga mendukung pandangan Shah, dengan mengatakan AS telah kalah perang dan sekarang mereka akan mencoba melibatkan pasukan Muslim di Afghanistan melawan Taliban.

“Turki dan Pakistan juga harus melibatkan negara-negara Muslim lainnya dan berbicara dengan Taliban sebelum mengambil keputusan karena tanpa berkonsultasi dengan Taliban, mereka akan mendapatkan perlawanan,” urai dia.

“Jika melalui konsensus, kehadiran Turki di Afghanistan setelah penarikan AS dapat mencegah situasi seperti perang saudara di sana,” imbuh dia.

Setelah sejumlah kekerasan terbaru di negara itu, warga Afghanistan di Kabul kini melihat proposal tersebut dengan sangat hati-hati.

“Karena pertengkaran internal dan perpecahan di antara warga Afghanistan, negara-negara asing, termasuk negara-negara Muslim yang bersahabat seperti Turki, melihat peluang dan kebutuhan untuk mempertahankan pasukannya di sini,” kata Khan Saeed, seorang penduduk Kabul.

Pada akhirnya, Taliban dan pemerintah Afghanistan perlu mencapai penyelesaian politik demi perdamaian dan harmoni di negara itu.

Tanggapan dari pemerintah Afghanistan

Pemerintah Afghanistan sejauh ini belum bereaksi terhadap proposal untuk menjaga pasukan Turki tetap ditempatkan di Bandara Internasional Hamid Karzai.

Taliban pekan lalu memperingatkan agar tidak menahan pasukan dari negara mana pun di Afghanistan untuk keamanan yang diusulkan di bandara Kabul setelah penarikan pasukan internasional.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Sabtu, kelompok itu menyatakan bahwa kehadiran pasukan asing "tidak dapat diterima."

“Setiap inci tanah Afghanistan, bandara dan keamanan kedutaan asing dan pejabat diplomatik adalah tanggung jawab Afghanistan. Akibatnya, tidak ada yang harus berharap untuk mempertahankan kehadiran militer atau keamanan di negara kami, juga tidak boleh mengambil langkah-langkah yang dapat meregangkan hubungan antara rakyat dan negara,” jelas pernyataan dari Taliban.

Di sisi lain, para pakar percaya bahwa pasukan Turki mungkin diperlukan untuk menjaga bandara tersebut tetap berfungsi untuk saat ini.

“Turki memiliki hubungan yang mengakar dengan Afghanistan, tetapi kehadiran militer mereka di sini pada saat perang memecah belah. Saya harap itu tidak merusak hubungan bersejarah antara kedua negara yang bersaudara itu,” kata veteran Angkatan Darat Afghanistan Brigjen Mohammad Arif kepada Anadolu Agency.

Syed Abrar Hussain, mantan duta besar Pakistan untuk Afghanistan, mengatakan, "Saya pikir terlalu dini untuk mengomentari proposal semacam itu. Mari kita lihat bagaimana otoritas Pakistan menanggapinya."

Turki, kata Hussain, adalah teman tulus bagi Pakistan dan Afghanistan, tetapi Pakistan tidak boleh terlibat dalam aktivitas semacam itu kecuali diminta oleh warga Afghanistan sendiri.

“Kita harus ada di sana untuk membantu dan memfasilitasi hanya jika diminta oleh kedua belah pihak di Afghanistan,” tegas dia.

Pada Januari 2021, tentara Turki memimpin Satuan Tugas Gabungan Kesiapan Sangat Tinggi (VJTF) NATO di Kabul, menempatkan ribuan tentara dalam keadaan siaga, siap dikerahkan dalam beberapa hari.

Pasukan Albania, Hongaria, Italia, Latvia, Montenegro, Polandia, Rumania, Slovakia, Spanyol, Inggris, dan AS juga bertugas di satuan tugas tersebut, yang merupakan bagian dari Pasukan Respon NATO yang lebih besar.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/turki/proposal-presiden-turki-soal-keamanan-afghanistan-dapat-reaksi-beragam/2277836
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement