REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Banjir besar di Zhengzhou, China, menjebak warga setempat di kereta bawah tanah dan sekolah pada Selasa (20/7). Kondisi itu menghanyutkan kendaraan, membuat orang terdampar di tempat kerja mereka semalaman, dan menelan korban jiwa sedikitnya 12 orang tewas.
Kantor berita resmi China, Xinhua mengutip kantor cuaca Henan menyatakan, ibu kota provinsi itu dilanda hujan setinggi 20 sentimeter dari pukul 16.00 hingga 17.00 waktu setempat. Derasnya hujan mengubah jalan menjadi sungai yang mengalir deras dan membanjiri stasiun kereta bawah tanah dan mobil.
Video yang diunggah daring menunjukkan seluruh lingkungan tertutup air setinggi pinggang dan kendaraan mengambang di jalanan yang berlumpur. Di sebelah utara Zhengzhou, Kuil Shaolin yang terkenal karena penguasaan seni bela diri para biksu Buddha, menghadapi kondisi yang sangat buruk. Provinsi Henan adalah rumah bagi banyak situs budaya dan basis utama untuk industri dan pertanian.
Sebanyak 12 orang meninggal dunia dan 100.000 orang telah dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Orang-orang yang terdampar menghabiskan malam di tempat kerja mereka atau check in ke hotel.
Seorang manajer restoran berusia 56 tahun, Wang Guirong, mengatakan berencana untuk tidur di sofa restorannya setelah diberitahu bahwa tidak ada listrik di lingkungannya. State Grid Zhengzhou Power Supply Co mengatakan, gardu induk di pusat kota terpaksa ditutup karena hujan.
"Saya telah tinggal di Zhengzhou sepanjang hidup saya dan belum pernah melihat badai hujan yang begitu deras seperti hari ini," kata Wang.
China mengalami banjir rutin selama musim panas. Namun, pertumbuhan kota dan konversi lahan pertanian menjadi subdivisi telah meningkatkan dampak dari peristiwa tersebut.