Sabtu 04 Sep 2021 14:06 WIB

Suara Sunyi Orkestra Perempuan Afghanistan di Bawah Taliban 

Taliban memberlakukan tekanan terhadap aktivitas perempuan

Taliban memberlakukan tekanan terhadap aktivitas perempuan. Ilustrasi wanita Afghanistan
Foto:

Dia menambahkan orkestra Zohra mewakili kebebasan dan pemberdayaan perempuan di Afghanistan. Para anggotanya disebut sebagai "diplomat kebudayaan".

Sarmast, yang berbicara dari Australia, mengatakan Taliban telah melarang staf memasuki institut itu. "Gadis-gadis orkestra Zohra, orkestra lain dan kelompok musik di sekolah itu, mengkhawatirkan keselamatan mereka dan mereka kini bersembunyi," kata dia.

Juru bicara Taliban belum menanggapi pertanyaan Reuters tentang status institut itu. Sejak kembali berkuasa usai pasukan Barat ditarik mundur dari negara itu, Taliban telah berusaha meyakinkan warga Afghanistan dan dunia luar tentang hak-hak yang mereka jamin.

Kelompok militan itu mengatakan kegiatan budaya, juga pekerjaan dan pendidikan bagi perempuan akan diizinkan, dalam kerangka syariat serta norma Islam dan budaya Afghanistan.

Ketika Khpalwak dengan panik membakar kenangan musiknya pada 15 Agustus, bersamaan dengan masuknya Taliban ke Kabul tanpa perlawanan, sejumlah rekannya menghadiri sesi latihan di ANIM untuk menghadapi tur internasional pada Oktober.

Pada pukul 10 pagi, penjaga sekolah itu berlari ke ruang latihan untuk memberitahu bahwa Taliban semakin dekat.

Tergesa-gesa melarikan diri, banyak alat musik mereka tinggalkan karena terlalu berat dan mencolok untuk dibawa ke jalan-jalan di ibu kota itu, kata Sarmast.

Sarmast, yang saat itu berada di Australia, mengaku menerima banyak pesan dari para siswa yang mengkhawatirkan keselamatan mereka dan meminta bantuan.

Para karyawan memintanya untuk tidak kembali ke Afghanistan karena Taliban sedang mencari dirinya. Rumahnya telah digerebek beberapa kali.

Bahaya yang dihadapi para artis Afghanistan menjadi sorotan pada 2014, ketika bom bunuh diri meledak di sebuah pertunjukan drama di sebuah sekolah Prancis di Kabul. 

Sarmast yang saat itu menonton ikut terluka. Saat itu, pemberontak Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. 

Mereka mengatakan drama yang mengutuk bom bunuh diri itu merupakan penghinaan terhadap "nilai-nilai Islam". Bahkan selama 20 tahun pemerintah dukungan Barat berkuasa di Kabul, yang memberi kebebasan sipil lebih besar daripada Taliban, tetap saja ada penolakan terhadap orkestra perempuan.    

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement