Senin 04 Oct 2021 23:42 WIB

5 Isu yang Diangkat Indonesia dalam Pertemuan Menlu ASEAN 

Indonesia soroti politik, isu HAM, hingga ekonomi

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nashih Nashrullah
Menlu RI Retno Marsudi menyampakan lima isu penting dalam pertemuan Menlu ASEAN
Foto:

Kemudian isu keempat, Retno menyinggung soal pemajuan dan penghormatan HAM di kawasan. Dalam hal ini  Indonesia memiliki komitmen yang sangat kuat dalam pemajuan penghormatan HAM, termasuk dalam konteks ASEAN. 

"Indonesia sampaikan komitmen untuk melanjutkan penyelenggaraan ASEAN Human Rights Dialogue ini tahun depan agar dapat menjadi forum reguler untuk memajukan agenda HAM di kawasan," katanya, 

Isu kelima yakni implementasi lima poin konsensus soal Myanmar. Menlu Retno menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan untuk rakyat Myanmar harus segera tersalurkan.

Mengenai humanitarian assistance, Sekjen menyampaikan setelah Pledging Conference to Support ASEAN’s Humanitarian Assistance to Myanmar yang diselenggarakan 18 Agustus 2021 lalu, untuk batch pertama bantuan kemanusiaan berupa peralatan kesehatan senilai 1,1 juta dolar AS telah disampaikan pada Myanmar Red Cross Society (MRSC).

MRSC telah mendistribusikan oksigen kepada empat rumah sakit pada September dan berbagai alat kesehatan ke 5 Rumah Sakit.  

Sekretariat ASEAN dan AHA Centre saat ini bekerja sama dengan UNICEF dan UNOCHA untuk menjajaki kemungkinan pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat Myanmar.

Setelah briefing dari Sekjen mengenai pelaksanaan humanitarian assistance, Utusan Khusus ASEAN menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dalam rangka implementasi lima poin konsensus.

Utusan Khusus menyampaikan adanya tantangan, termasuk masalah kunjungan dan akses untuk bertemu dengan semua pihak atau all stakeholders.

Sebagian besar negara anggota menyampaikan kekecewaan terhadap implementasi 5 poin konsensus untuk Myanmar. Sebagian negara menyampaikan bahwa ASEAN tidak boleh bersikap bisnis seperti biasanya. 

"Tapi saya menyampaikan apresiasi atas upaya Utusan Khusus untuk mendorong pelaksanaan 5 poin konsensus ini dan saya sampaikan, sejak awal terjadi krisis politik di Myanmar, ASEAN sebagai keluarga menawarkan bantuan untuk membantu Myanmar agar situasi tidak semakin memburuk," tutur Retno. 

Sejak pertemuan para pemimpin ASEAN enam bulan lalu di Jakarta, Retno juga menyampaikan bahwa tidak ada perkembangan signifikan di Myanmar. Militer tidak memberikan tanggapan positif dari apa yang telah diupayakan oleh Utusan Khusus. 

Menurut Indonesia, sudah waktunya para Menlu ASEAN melaporkan situasi ini kepada sembilan pemimpin ASEAN, guna mendapatkan arahan keterhubungan ASEAN dengan Myanmar terutama terkait pelaksanaan KTT ke-38 dan 39 ASEAN.

 

"Indonesia juga menyampaikan beberapa artikel dalam Piagam ASEAN yang dapat digunakan untuk memandu bagaimana ASEAN dapat bersikap dalam menangani isu Myanmar ini," ujar dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement